Ekonomi RI Diapresiasi IMF Cs, Sri Mulyani Pilih Tak Jemawa
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa berbagai lembaga internasional mengapresiasi kinerja perekonomian Indonesia yang dianggap memiliki daya tahan yang baik di tengah tekanan global yang tinggi.

Menurut dia, sejumlah organisasi dunia itu sepakat jika pertumbuhan ekonomi RI tahun ini bisa mencapai level 5,1 persen hingga 5,4 persen.

“Pertumbuhan kita diperkirakan masih akan tumbuh lebih baik pada 2022,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin, 26 Agustus.

Menkeu menjelaskan, organisasi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menganggap Indonesia akan tumbuh sebesar 5,3 persen di tahun ini dan 5,2 persen di tahun depan.

Sejalan dengan itu, Bank Dunia memprediksi RI bisa meraih angka pertumbuhan 5,1 persen pada 2022 dan 5,3 persen di 2023.

Lalu, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menyatakan pertumbuhan Indonesia sebesar 5,4 persen tahun ini dan 5 persen tahun depan.

Sementara media ekonomi global Bloomberg mengeluarkan rilis RI bisa mencapai pertumbuhan 5,2 persen dan berlanjut 5 persen di 2023.

“Ekonomi Indonesia dianggap mempunyai daya tahan yang kuat terhadap kemungkinan terjadinya pelemahan ekonomi global. Ini tentu sesuatu yang positif tetapi perlu kita jaga,” tutur dia.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian RI memang menunjukan kinerja yang apik sejak awal tahun.

Pada triwulan pertama misalnya, angka produk domestik bruto naik 5,01 persen secara tahunan (year on year/yoy). Level tersebut kemudian meningkat jadi 5,44 persen yoy di triwulan kedua 2022.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Keuangan memasang target pertumbuhan ekonomi 2022 bisa berada di atas level 5 persen. Sementara itu, ekonomi dunia diyakini hanya akan tumbuh di kisaran 2 persen untuk tahun ini dan tahun depan.