Momen Sri Mulyani ‘Pulang Kampung’ ke Markas IMF, Apa yang Dibicarakan?
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) bersama Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Amerika Serikat (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyempatkan diri melakukan pertemuan bilateral dengan Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva dalam rangkaian kunjungan resmi ke Amerika Serikat pekan ini.

Disebutkan bahwa keduanya terlibat dalam diskusi yang membahas persoalan ekonomi global, isu G20, serta upaya mitigasi perubahan iklim.

“Saya dan Direktur Kristalina juga berbicara mengenai risiko ekonomi global yang meningkat dan sepakat bahwa perlu mengerahkan berbagai upaya untuk memitigasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis hari ini Rabu, 12 Oktober.

Menkeu menekankan pentingnya peran IMF untuk menjaga stabilitas ekonomi khususnya dalam menjaga inflasi dan melindungi masyarakat rentan.

“Khusus untuk ekonomi Indonesia, Direktur Kristalina menyampaikan apresiasinya untuk resiliensi ekonomi kita di tengah tekanan global,” tuturnya.

Menurut Menkeu, dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi global, IMF perlu menggunakan berbagai instrumen yang dimiliki, termasuk pemantauan, pendanaan, capacity building, dan pinjaman.

Khusus untuk ketahanan pangan, sambung dia, RI berharap agar IMF lebih fokus melindungi negara-negara rentan dari dampak kenaikan harga, termasuk melancarkan distribusi dan pupuk dunia.

“IMF juga perlu terus membantu negara rentan terkait kebijakan pendanaan seperti Special Drawing Rights (SDR) channelling,” imbuhnya.

Terkait G20, Indonesia mengajak IMF untuk mendukung berbagai agenda prioritas Presidensi, termasuk penguatan arsitektur kesehatan global dan implementasi Common Framework. Lalu untuk iklim, Menkeu menyampaikan bahwa upaya Indonesia dalam penanganan perubahan iklim membutuhkan dana yang tidak sedikit.

“Disini pembiayaan dari IMF juga dapat disalurkan pada upaya transisi energi Indonesia yang dilakukan melalui Mekanisme Transisi Energi Indonesia atau Indonesia’s Energy Transition Mechanism Country Platform,” kata dia.

Sebagai informasi, Sri Mulyani bukanlah orang baru di lingkungan IMF. Pada 2002 hingga 2004 dia sempat menduduki kursi penting di organisasi ini sebagai Direktur Eksekutif. Sri Mulyani tercatat pula sempat menjabat Direktur Pelaksana sekaligus Chief Operating Officer (COO) di Bank Dunia periode 2010-2016.

“Dukungan IMF untuk memobilisasi sumber pendanaan perubahan iklim lainnya juga dapat membantu pemenuhan target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution,” tutup Mekeu.