Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati ajak pemimpin dunia atasi tantangan Global.

Hal ini diutarakannya saat menghadiri rangkaian pertemuan tahunan para Gubernur Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) yang diselenggarakan di Marrakesh, Maroko. Pertemuan tersebut dihadiri dari 190 negara anggota yang diselenggarakan pada 9-15 Oktober 2023.

Dalam ASEAN-IMF Roundtable Discussion, Sri Mulyani menyampaikan pencapaian yang telah dilakukan Indonesia dalam kekuatan ASEAN 2023, seperti dalam bidang teknologi digital, keamanan pangan, arsitektur kesehatan, pembangunan berkelanjutan, termasuk peluncuran ASEAN Taxonomy versi 2 dalam rangka mendukung pembiayaan hijau dan mempercepat transisi energi.

Selain itu, Sri Mulyani berharap kegiatan IMF dapat memberikan dukungan terbaik baik bagi anggotanya, termasuk bagi kawasan ASEAN, dalam menghadapi situasi keuangan global yang semakin kompleks.

"Serta upaya World Bank untuk memenuhi peningkatan pendanaan perubahan iklim, kerawanan pangan, dan mengatasi kemiskinan ekstrem di tengah tekanan utang dan kapasitas fiskal yang terbatas," jelasnya dalam keterangan resminya Senin, 16 Oktober.

Adapun, dengan visi dan misi baru dari World Bank yaitu “to create a world free of poverty on a livable planet”, serta model baru pembiayaan, Sri Mulyani berharap World Bank dapat mengatasi masalah kendala keuangan di dunia.

"World Bank diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata dari hasil evolusinya untuk mewujudkan visinya yakni menciptakan dunia yang bebas kemiskinan," jelasnya

Selain itu, pada agenda tersebut juga menyoroti ekonomi dunia yang dibayangi oleh suku bunga tinggi yang berlangsung dalam jangka waktu lama (higher-for-longer), dan penurunan harga perumahan (real estate) di beberapa jurisdiksi.

Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia mampu membuktikan ketahanan keuangan di masa pandemi, inflasi terkendali, suku bunga stabil, serta pertumbuhan ekonomi mencapai 5% dalam 7 kuartal terakhir.

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen dalam jangka panjang untuk terus melakukan reformasi struktural, dengan fokus menjaga anggaran negara yang sehat, mendorong transformasi ekonomi serta keberlanjutan fiskal yang sangat penting untuk kredibilitas, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Dalam sesi IMF Committee Breakfast, Menkeu juga menyampaikan bahwa situasi global semakin rumit dengan masih adanya dampak buruk dari meningkatnya fragmentasi geopolitik, dan situasi yang terjadi di Timur Tengah sehingga berpotensi membebani prospek perekonomian Indonesia dan global.

Sri Mulyani juga menekankan 4 prioritas yang saat ini harus dilakukan dalam sesi IMF Committee Breakfast, yaitu menyelesaikan konflik secara damai, multilateralisme dan kolaborasi, memberikan dukungan fiskal yang tepat sasaran, menjaga stabilitas ekonomi makro dengan merancang respons kebijakan secara hati-hati.

"Serta membangun keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang yang lebih kuat melalui reformasi struktural yang komprehensif," tuturnya.