Punya ‘Harta Karun’ yang Sama, RI–Afsel Sepakat Kurangi Ekspor dan Dorong Hilirisasi
Pertemuan delegasi Indonesai dan Afrika Selatan(Foto: Dok. Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA – Indonesia dan Afrika Selatan (Afsel) membuka peluang kerja sama yang lebih komprehensif melalui Preferential Trade Agreements (PTA) yang disepakati pada tengah pekan ini di Bali.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kesempatan memperdalam hubungan bilateral akan lebih difokuskan pada kerja sama ekonomi sektor nontradisional.

“Dapat dikatakan bahwa saat ini kedua negara sedang menjajaki PTA yang bertujuan untuk membuka peluang pasar. PTA merupakan upaya penguatan industri manufaktur kedua negara, khususnya di sektor peralatan militer, produk makanan olahan, dan pertanian,” ujarnya dalam pernyataan resmi di Jakarta, Minggu, 25 September.

Menurut Menperin, Indonesia dan Afrika Selatan sama-sama kaya akan produk mineral dan logam mulia.

“Kami mencoba untuk secara moderat menerapkan kontrol terhadap ekspor, terutama ekspor bahan baku, dengan harapan dapat mendorong hilirisasi produk mineral tersebut menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi,” tuturnya.

Dijelaskan bahwa melalui kebijakan hilirisasi nikel RI telah berhasil mendorong tumbuhnya smelter yang menghasilkan produk NPI/FeNi sehingga meningkatkan kapasitas dalam pengembangan industri stainless steel.

“Enam tahun lalu, ekspor kita dari nikel hanya 1,1 miliar dolar AS. Sedangkan, pada 2021 kemarin sudah mencapai 20,9 miliar dolar AS. Lompatan nilai tambahnya hingga 19 kali lipat,” tegas dia.

Selain kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung potensi kerja sama halal dan industri otomotif beserta komponennya.

Kemudian, kedua pihak juga sepakat untuk berbagi pengalaman dan menciptakan peluang kerja sama serta melanjutkan komunikasi secara reguler. Dilakukan pula work with local industry agar tercipta nilai investasi yang seimbang.

Sebagai informasi, nilai investasi Afrika Selatan di Indonesia selama periode 2021 adalah sebesar 1,46 juta dolar AS dengan total 14 proyek.

Sementara itu, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan Afrika Selatan pada tahun yang sama mencapai 2,8 miliar dolar AS atau meningkat 122 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 1,3 miliar dolar AS.