Wamendag: Kemitraan Indonesia-Belanda Tingkatkan Potensi CPO dan Produk Kayu Kalimantan Timur
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga. (Foto via Antara/Kemendag)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga meyakini kemitraan dengan Belanda mampu meningkatkan potensi Kalimantan Timur dalam rantai nilai global Indonesia. Sebab, Belanda memiliki nilai strategis sebagai salah satu pintu masuk produk Indonesia ke pasar Eropa. Khususnya untuk produk-produk unggulan dari Kalimantan Timur seperti CPO dan turunannya serta produk kayu.

Apalagi, kata Jerry, sejarah hubungan kemitraan ekonomi yang panjang antara Indonesia dengan Belanda menjadi keistimewaan yang dapat mendatangkan manfaat bagi kedua negara.

"Untuk itu, hubungan perdagangan ini perlu lebih ditingkatkan mengingat Belanda adalah anggota Uni Eropa. Kami berharap Belanda dapat menjadi pintu gerbang dan jembatan perdagangan Indonesia dengan negara Uni Eropa lainnya," katanya dalam keterangan resmi, Jumat, 23 September.

Jerry mengungkapkan, Kalimantan Timur menempati posisi terbesar ke-8 sebagai eksportir nonmigas Indonesia ke Belanda. Nilai ekspor nonmigas Kalimantan Timur ke Belanda pada Januari hingga Juli 2022 mencapai 135,8 juta dolar AS atau naik 68,5 persen (YoY).

Jerry juga memberikan apresiasi kepada BKSP DPD RI yang telah menyelenggarakan ruang untuk berdialog. Kementerian Perdagangan mengharapkan forum ini dapat mendorong upaya Kalimantan Timur menjadi bagian penting dari rantai nilai global Indonesia.

"Untuk mengoptimalisasikan kemitraan perdagangan Indonesia dan Belanda, tentu pemerintah

membutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dukungan DPD dan para pemangku kepentingan di wilayah Kalimantan Timur," tutur Jerry.

Kata Jerry, salah satu agenda yang diusulkan Indonesia pada Presidensi G20 2022 adalah rantai nilai global. Agenda tersebut membahas upaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui partisipasi peningkatan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sektor industri di Indonesia pada jaringan rantai nilai global. Selain itu, membahas pentingnya mengembangkan rantai nilai global yang berkelanjutan.

"G20 merupakan forum strategis bagi Indonesia untuk menyuarakan agenda prioritas nasional dan kepentingan negara berkembang. Perlu adanya pemahaman bersama antara negara anggota G20 dalam menciptakan rantai nilai global yang memberikan manfaat dan meningkatkan

partisipasi seluruh pemangku kepentingan, khususnya dalam konteks pemulihan ekonomi nasional dan global," ucapnya.

Kinerja Perdagangan Indonesia-Belanda

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Belanda adalah negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia ke-12. Sementara dari sisi impor, Belanda menjadi negara asal impor nonmigas Indonesia ke-26.

Pada periode 2017 hingga 2021, kinerja perdagangan Indonesia dan Belanda mencatatkan surplus bagi Indonesia. Sementara pada 2021, surplus perdagangan mencapai 3,78 miliar dolar atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Sedangkan pada Januari-Juli 2022, surplus perdagangan juga lebih tinggi secara tahunan dan mencapai 2,9 miliar dolar AS.

Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke Belanda antara lain produk kimia, CPO dan turunannya, bahan kimia organik, ampas dan sisa industri makanan, serta alas kaki.

Adapun impor nonmigas Indonesia dari Belanda antara lain mesin atau pesawat mekanik, pulp, plastik dan barang daripadanya, mesin atau peralatan listrik, serta produk susu dan mentega.