Pemerintah Makin Siap Hadapi Lonjakan Inflasi, Periode November Diyakini Bakal Kembali Normal
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara tidak memungkiri  kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu bakal memberikan andil tersendiri dalam peningkatan inflasi di dalam negeri.

Menurut dia, hal itu merupakan sebuah fenomena yang cukup wajar mengingat BBM merupakan salah satu komponen dasar kebutuhan masyarakat.

“Inflasi kita mengalami kenaikan, namun naiknya relatif terkendali,” ujarnya ketika berbicara di forum Jakarta Global Financial Summit 2022, Rabu 21 September.

Meski demikian, Wamenkeu optimistis bahwa laju inflasi masih terjaga dan berpeluang besar untuk melandai jelang penutupan tahun ini.

“Kita terus melakukan antisipasi di bulan September ini. Lalu ketika Oktober bisa mereda dan diharapkan di November sudah kembali pada tren bulanan yang seperti biasa,” tegas dia.

Untuk diketahui, laju inflasi saat ini telah berada di atas target pemerintah yang sebesar 3 persen plus minus 1 persen. Pada data terakhir Agustus 2022, inflasi diketahui bertengger di angka 4,69 persen year on year (yoy). Level tersebut turun tipis dari catatan Juli 2022 yang sempat mencapai puncak dengan 4,94 persen.

Pemerintah sendiri mulai realistis dengan pergerakan inflasi terkini dengan merubah sasaran inflasi 2023 menjadi kisaran 3,5 persen sampai dengan 4,5 persen.

Adapun, sejumlah upaya yang dilakukan demi mencapai target tersebut antara lain memperkuat kerja sama Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), serta memberikan insentif fiskal bagi pemda yang dianggap sukses mengendalikan inflasi di wilayahnya masing-masing.