Punya Luas 10.876 Ha, Hutan Pertamina dan UGM Berpotensi Kurangi Lebih Dari 170 Ribu Ton CO2
Foto: Dok. Antara

Bagikan:

JAKARTA - Pertamina melalui Pertamina Foundation menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) meresmikan Hutan Pertamina-UGM di Kampus Lapangan Getas, Blora, Jawa Tengah. Reforestasi Hutan Pertamina UGM akan mengurangi CO2 yang merusak ozon dan berpotensi memangkas emisi gas rumah kaca setara 170.544 ton CO2 selama 10 tahun.

Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Erry Sugiharto mengatakan, Hutan Pertamina-UGM menjadi salah satu program Hutan Pertamina yang saat ini total terdapat 267 program dengan penanaman lebih dari empat juta pohon.

"Ini bisa mereduksi emisi karbon sebesar 120 ribu ton Co2eq/tahun, juga memberdayakan lebih dari 4,7 ribu orang masyarakat sekitarnya. Harapan kami program ini bisa terus berkelanjutan, untuk menjaga bumi dan mendukung tujuan net zero emission," ujar Erry dalam keterangan tertulis, Senin 19 September.

Hutan Pertamina-UGM melalui pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Getas-Ngandong memiliki luas total 10.867 ha. Sebagian berlokasi di Blora, Jateng seluas 8.613 ha dan Ngawi, Jatim seluas 2.254 ha.

Dalam proyek ini akan dilakukan skema penanaman agroforestri, menambah kepadatan hutan hingga sekitar sepertiganya. Juga pengelolaan penanaman tanaman produktif terorganisir, mencapai seluas 3.000 ha melalui reforestasi bertahap.

Selain penyerapan karbon, skema agroforestri Hutan Pertamina-UGM juga mendukung Desa Energi Berdikari Pertamina melalui pemenuhan kebutuhan biofuel green refinery di Cilacap. Limbah dari tanaman pun dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan pupuk kompos. Program ini memberdayakan 8.000 pesanggem (penggarap lahan) dari berbagai desa di area KHDTK Ngandong-Getas.

Selain itu, kehadiran Hutan Pertamina-UGM menjadi upaya konservasi Keanekaragaman Hayati Pertamina untuk flora fauna endemik. Ke depannya, Hutan Pertamina-UGM mampu mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menjadi laboratorium riset dan penelitian bagi masyarakat awam, akademisi, dan peneliti.

Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ova Emilia menuturkan Hutan Pertamina-UGM mampu mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menjadi laboratorium riset dan penelitian bagi masyarakat awam, akademisi, dan peneliti.

Untuk Universitas Gadjah Mada, menurutnya hal ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dan kontribusi dari universitas kepada stakeholders terkait dimana UGM memfasilitasi sekaligus menggunakan Hutan Pertamina-UGM sebagai objek pembelajaran, penelitian dan pengembangan inovasi.

"Tentunya, dengan skema agroforestri, tidak hanya sebagai penyerapan karbon, tapi juga penghasil energi seperti biofuel yang hasilnya akan dikembalikan kepada masyarakat," terangnya.

Setelah diresmikannya Hutan Pertamina-UGM, Blue Carbon Initiative masih memiliki tiga proyek lainnya, yaitu Bontang-Mahakam project, Lembata Project, dan Cenderawasih Kwatisore Project.