OIKN-Pertamina NRE Sepakati NEBS, Wujudkan IKN sebagai Kota Hijau
OIKN dan Pertamina NRE menyepakati perjanjian studi bersama terkait solusi berbasis alam dan ekosistem. Foto: Dok. OIKN

Bagikan:

JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menyepakati perjanjian studi bersama (joint study agreement/JSA) dalam acara COP di Dubai pada Jumat, 1 Desember.

Perjanjian ini terkait solusi berbasis alam dan ekosistem (Nature and Ecosystem Based Solutions/NEBS) dalam rangka mewujudkan pembangunan IKN Nusantara yang berkonsep kota modern, hijau, dan berkelanjutan.

Penandatanganan dilakukan oleh Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri dan CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro.

Myrna menyambut hangat kolaborasi dengan Pertamina NRE dalam upaya penurunan emisi di sektor Forestry and Other Land Use (FOLU), terutama melalui Nusantara Forest Carbon Project untuk mewujudkan Nusantara sebagai Net Zero City.

"Konsep ini pada dasarnya mempertahankan hutan yang masih ada dan mereforestasi hutan rusak yang lokasinya berada di wilayah IKN," kata dia dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 2 Desember.

Dia menambahkan, bahwa visi IKN adalah kota hutan yang berkelanjutan. Visi ini menjadikan IKN sebagai kota publik yang memiliki roh keberlanjutan di dalamnya.

"Kota Nusantara memiliki prinsip pembangunan hijau, cerdas, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan," ujarnya.

Adapun kolaborasi Pertamina NRE dan OIKN ini mencakup tiga aspek kunci, yaitu iklim, komunitas, dan keanekaragaman hayati. Pada aspek iklim berkaitan dengan proyek karbon yang meliputi pertanian dan agroforestri, mitigasi dan pengendalian kebakaran hutan, hutan karbon biru, restorasi serta konservasi hutan.

Sementara itu, Dannif mengatakan, kolaborasi ini selaras dengan semangat perseroan untuk mengawal transisi energi dan mendukung pencapaian target nationally determined contribution (NDC) Indonesia.

Dia menilai, kolaborasi antara Pertamina NRE dan OIKN sangat positif, terutama terkait dampak yang akan dihasilkan terhadap iklim, masyarakat lokal, serta keanekaragaman hayati di IKN.

"Saya yakin, Pertamina NRE dengan kompetensi yang dimiliki dapat berperan strategis dan mendukung IKN menjadi kota modern dan hijau yang selaras dengan pembangunan berkelanjutan," tuturnya.

Sekadar diketahui, nerdasarkan hasil kajian preliminary yang dilakukan, inisiatif NEBS ini berpotensi menghasilkan kredit karbon sekitar 29 juta ton CO2e selama 30 tahun dari sekitar 148 ribu hektare luas area.

Sebelumnya, Pertamina NRE juga telah berkolaborasi dengan Perum Perhutani dalam mengembangkan proyek NEBS, yang mana satu konsesi berlokasi di Kalimantan Utara telah dilakukan finalisasi studi kelayakan.

Implementasi NEBS memegang peranan strategis dalam upaya pengendalian perubahan iklim. Di samping itu, dengan menggunakan pendekatan reforestasi dan konservasi hutan, nantinya bisa melindungi keanekaragaman hayati, menyediakan lapangan pekerjaan, serta memperkuat ketahanan pangan bagi masyarakat lokal.

Kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan IKN sebagai kota modern, hijau, dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari Pertamina NRE, IKN diharapkan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan dunia dalam upaya pengendalian perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.