JAKARTA - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) mendorong PT Barata Indonesia (Persero) untuk dapat menjadi bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan komponen industri transportasi berbasis listrik (electric vehicle/EV). Dukungan tersebut dilandasi kiprah Barata Indonesia yang telah menjadi bagian dari rantai pasok global dengan jangkauan ekspor komponen kendaraan ke lebih dari 20 negara di dunia.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kesiapan Barata Indonesia diharapkan dapat menjadi katalis kebangkitan industri manufaktur nasional serta mendukung penyediaan moda transportasi berbasis EV di Indonesia. "Hal ini juga sejalan dengan aspirasi Menteri BUMN untuk mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai alat transportasi utama," ujar Kartika dalam keterangan tertulis, Jumat 16 September.
Barata Indonesia berkolaborasi dengan PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) untuk mengembangkan dan memproduksi komponen-komponen yang dibutuhkan bus listrik E-Inobus seperti steering, suspensi, dan axle.
Adapun penandatanganan Perjanjian Pendahuluan (Heads of Agreements/HoA) dilakukan oleh Direktur Pemasaran Barata Indonesia Sulistyo Handoko, Direktur Keuangan PT INKA Andy Budiman, dan Direktur Utama PT VKTR Teknologo Mobilitas Gilarsi W Setijono kemarin 15 September di Gresik, Jawa Tengah. Penandatanganan tesebut disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi.
“Penandatanganan HoA antara Barata Indonesia dengan PT INKA dan PT VKTR menjadi langkah progresif untuk mewujudkan ekosistem transportasi berbasis listrik dengan memadukan kompetensi serta sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak,” tambah Yadi.
BACA JUGA:
PPA sebagaimana yang diamanatkan melalui Surat Kuasa Khusus Menteri BUMN mendorong Barata Indonesia untuk melakukan refocusing model bisnis, optimalisasi fasilitas produksi, dan lebih berorientasi pada sustainable project. Salah satunya adalah pengembangan komponen kendaraan listrik yang disinergikan dengan BUMN dan pemain lokal.
Kerja sama Barata Indonesia dengan PT INKA dan PT VKTR melalui HoA ini mencakup empat fokus utama, yaitu kolaborasi riset & pengembangan, manufaktur dan desain komponen-komponen mekanik, konversi bahan bakar fosil menjadi bertenaga listrik, serta ekosistem yang berkelanjutan.
Sinergi ketiga perusahaan ini adalah bagian dari percepatan produksi 53 unit bus listrik E-Inobus yang akan digunakan pada KTT G20 Bali 2022, dan setelahnya akan dioperasikan sebagai transportasi publik di Kota Bandung dan Surabaya. Saat ini, PT INKA telah mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk bus listrik E-Inobus.
“Sebagai instrumen strategis pemerintah dalam mengoptimalisasi nilai ekosistem BUMN, PPA mendukung sinergi antara Barata Indonesia dengan PT INKA dan PT VKTR dalam rangka penyediaan moda transportasi berbasis EV di Indonesia," ujar Yadi.
Dukungan komponen kendaraan EV dari Barata Indonesia diharapkan dapat meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 80 persen serta menyerap tenaga kerja lokal. Untuk itu, PPA pun mohon dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar BUMN Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung penggunaan alat transportasi yang ramah lingkungan.