BPS: Kenaikan BBM Berdampak <i>Multiplier</i> ke Ekonomi, Harga Kebutuhan dan Inflasi Pasti Meningkat
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono memberikan pernyataan terkait dengan rumor kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang kini terus berhembus kencang.

Menurut dia, peningkatan banderol komoditas energi itu dipastikan bakal turut mengerek harga berbagai barang.

“Kenaikan BBM akan berdampak pada kenaikan harga-harga komoditas lain sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi,” ujarnya ketika berbicara kepada wartawan pada Kamis, 1 September.

Margo menambahkan, jenis BBM bersubsidi adalah faktor penting dalam pembentuk inflasi dari sisi administered price.

“Komoditas bensin merupakan salah satu penyumbang utama inflasi pada kelompok harga yang diatur oleh pemerintah,” tuturnya.

Dijelaskan pula jika bensin memberikan andil yang cukup kuat terhadap pembentukan inflasi secara umum.

Berdasarkan data yang dibagikan Margo, terekam bahwa secara bulanan (month to month/mtm), andil bensin terhadap inflasi Agustus 2022 adalah sebesar 0,2 persen.

Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Juli 2022 yang sebesar 0,19 persen.

Adapun, inflasi umum pada bulan lalu tercatat 4,69 persen year on year (yoy), atau turun dibandingkan dengan Juli yang sebesar 4,94 persen.

Meski demikian, inflasi inti yang menggambarkan permintaan riil masyarakat terpantau naik dari 2,86 persen menjadi 3,04 persen yoy di Agustus 2022.

“Ini menjadi penting dan perlu perhatian karena komoditas ini (BBM) memberikan efek multiplier ke ekonomi yang cukup besar. Kalau BBM naik akan menyebabkan harga-harga di beberapa sektor lain akan meningkat dan akan berdampak pada inflasi,” tegas Margo.