JAKARTA - PT Aneka Tambang atau Antam optimistis kegiatan pelaksanaan spin-off anak usaha perseroan PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA) dapat menjadi sumber pendapatan yang potensial bagi Antam di masa depan.
Direktur Sumber Daya Manusia Antam Basar Simanjuntak mengatakan target penjualan tahun ini tidak akan mengalami perubahan atau tetap sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) awal yang telah ditentukan oleh perseroan.
"Pelaksanaan spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang akan dilakukan Antam pada prinsipnya akan menjadi potensial income bagi perusahaan yang akan datang," ujarnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) diikutip Antara, Selasa 23 Agustus.
Dalam RUPS-LB tersebut, pemegang saham Antam menyetujui spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan, termasuk pengalihan sebagian wilayah izin usaha pertambangan perseroan yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kepada PT NKA dan PT SDA.
PT SDA dan PT NKA merupakan anak perusahaan terkendali yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung 100 persen oleh Antam dengan segmen usaha di bidang pertambangan.
Para pemegang saham menyetujui pengalihan kekayaan Antam berupa saham milik perseroan di PT NKA dan PT SDA. Antam akan tetap menjaga kepemilikan mayoritas di kedua anak usaha tersebut.
BACA JUGA:
Tak hanya itu, pemegang saham juga memberikan persetujuan kepada Antam untuk melakukan pengalihan saham di PT NKA dan PT SDA, di mana nilai pengalihan saham tersebut masing-masing tidak melebihi 50 persen kekayaan.
Sepanjang tahun 2022, Antam fokus terhadap strategi pengembangan basis pelanggan di dalam negeri terutama pemasaran produk emas, bijih nikel, dan bauksit seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri.
Perseroan juga fokus terhadap upaya pengelolaan biaya yang cermat melalui pelaksanaan berbagai program efisiensi yang tepat terutama terkait dengan beban-beban yang dapat ditangguhkan.
Basar menyampaikan Antam menetapkan target produksi feronikel sebanyak 24.734 ton dengan angka penjualan 24.734 ton, produksi bijih nikel sebanyak 12,1 juta wet metric ton dengan angka penjualan sebanyak 10,05 wet metric ton, dan produksi emas sebesar 911 kilogram dengan angka penjualan sebesar 28.011 kilogram.
Kemudian, target produksi bauksit sebanyak 1,8 juta wet metric ton dengan angka penjualan bauksit 1,44 juta wet metric ton dan produksi alumina 125 ribu ton dengan angka penjual sebanyak 125 ribu ton.
"Alokasi capex spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang akan dilakukan Antam akan disampaikan ketika perusahaan melakukan keterbukaan informasi," pungkas Basar.