JAKARTA - PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) menilai asuransi jiwa di Indonesia memiliki pasar yang besar, seiring dengan pertumbuhan ekonomi kelas menengah yang pesat.
"Head office dan regional office kami melihat market (pasar) Indonesia itu sangat potensial, karena penduduknya yang mencapai 270 jutaan," ujar Direktur Allianz Life Bianto Surodj, dikutip dari Antara, Jumat 15 Maret.
Di sisi lain, ia melihat tantangannya yaitu masih rendahnya penetrasi asuransi yang masih sebesar dua persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tengah banyak negara- negara sebanding lainnya yang penetrasinya telah mencapai dua digit dari PDB.
"Jadi, kita potensinya gede, tapi penetrasinya masih kecil," ujar Bianto.
Dengan demikian, lanjutnya, fenomena tersebut yang membuat Allianz Life Indonesia mendapatkan mandat dari Head Office Allianz di Jerman untuk melakukan spin off unit usaha syariah (UUS) melalui PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia.
"Sebenarnya, melakukan spin off bukanlah murah. Karena, banyak hal dulu yang dikerjakan satu orang, sekarang karena perusahaan berbeda, meski dikerjakan oleh banyak orang. Tetapi, kami percaya Indonesia market-nya besar yang mana 87 persen penduduknya Muslim, kalau kita lihat harus spin off," ujar Bianto.
Di tengah penetrasi asuransi yang masih rendah, ia juga melihat literasi keuangan di Indonesia juga masih rendah, yang mana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks literasi keuangan sebesar 49,6 persen dan inklusi keuangan 85,1 persen pada 2022.
"Literasinya masih rendah, sehingga di luar masalah bisnis, kami juga berusaha mendukung OJK selalu menggaungkan masalah literasi, kami juga mendukung," ujar Bianto.
BACA JUGA:
Allianz Life Indonesia membukukan total pendapatan (anaudited) senilai Rp15,93 triliun per 31 Desember 2023 atau meningkat 21,9 persen year on year (yoy) dibandingkan senilai Rp13,05 triliun pada Desember 2022.
Per 31 Desember 2023, laba setelah pajak perseroan tercatat senilai Rp213,04 miliar, atau turun dibandingkan sebelumnya senilai Rp325,39 miliar pada Desember 2022.
Total aset perseroan tercatat senilai Rp36,7 triliun per Desember 2023, dengan jumlah liabilitas yang ditanggung senilai Rp30 triliun dan ekuitas senilai Rp5,7 triliun.