Bangun Pabrik AC Bernilai Setengah Triliun Lebih, Sharp Diminta Perbesar TKDN
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita secara khusus menyampaikan agar PT Sharp Electronics Indonesia (Seid) tetap menjaga komitmen penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi dalam berkegiatan produksi di Indonesia.

Hal Ini menyusul progres pembangunan pabrik AC dengan nilai sebesar Rp582 miliar yang telah di-groundbreaking pada Februari lalu.

Menurut Menperin, realisasi investasi PT Seid juga merupakan salah satu upaya dalam rangka terus mendukung pendalaman struktur di sektor industri elektronika.

“Sebagai upaya untuk mengurangi impor produk elektronika, pemerintah mendorong dilakukannya substitusi impor dan menjaga iklim usaha industri,” ujar dia dalam keterangan tertulis saat bertemu petinggi PT Seid, dikutip Minggu, 14 Agustus.

Menperin menambahkan, investasi ini diyakini dapat semakin memacu struktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing dan mandiri.

“Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dan lokasi geografis yang strategis, sehingga menjadikan sebuah penawaran dan potensi pasar yang menarik bagi pelaku industri elektronika global. Untuk itu, pemerintah sangat terbuka bagi investor asing yang ingin datang dan melakukan produksinya disini, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor,” tuturnya.

Sebagai informasi, pabrik terbaru Sharp ini memiliki luas lahan 3,3 hektar dengan kapasitas produksi 1,2 juta unit AC dengan kemampuan menyerap tenaga kerja hingga 1.000 orang.

“Kami mendapat informasi, bahwa per bulan Juli 2022 pembangunan pabrik AC tersebut telah mencapai 43 persen,” sambung Menperin Agus Gumiwang.

Adapun, realisasi investasi secara global pada semester I 2022 adalah sebesar Rp584,6 triliun atau naik 32 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp442,8 triliun.

Secara terperinci, untuk sektor industri elektronika mencatatkan investasi di paruh pertama sebesar Rp1,19 triliun.