Bagikan:

JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri mengkritisi keinginan calon presiden (capres) 02 Prabowo Subianto yang mau membangun pabrik ponsel di Indonesia.

Menurut dia, bangun pabrik bukan hal yang mudah. Pasalnya, dibutuhkan bahan-bahan baku pembuatan ponsel atau ponsel ini harus didatangkan dari luar negeri alias impor. Misalnya seperti layar ponselnya.

“Norak banget, kita bikin pabrik ponsel 100 persen di Indonesia, tapi 99 persen bahan bakunya impor. Itu yang bakal terjadi di era Prabowo kalau diterapkan, emang bikin ponsel gampang?,” katanya dalam diskusi Indef, di Hotel Mainhattan, Jakarta, Senin, 5 Februari.

Faisal bilang Indonesia belum bisa membuat ponsel sendiri. Bahkan, China saja masih mendatangkan bahan-bahan komponen pembuatan ponsel dari luar negeri seperti Taiwan dan Korea Selatan.

“Chips-nya darimana? enggak ada kita, layarnya? engga ada, China aja enggak punya apalagi Indonesia. Layarnya sebagian besar dari Korea, chips-nya sbagian besar dari Taiwan,” tuturnya.

Apalagi, sambung Faisal, minat masyarakat Indonesia soal ponsel ini masih tertuju pada beberapa merek. Seperti, Samsung atau Apple.

Karena itu, dia menilai ponsel buatan dalam negeri ini tidak akan laku.

Karena itu, menurut Faisal, bukan sesuatu yang membanggakan jika ponsel atau ponsel buatan Indonesia tersebut hanya beredar di dalam negeri, namun tidak menjamah pasar internasional. Selain itu, harganya pun akan jauh lebih mahal.

“Jadi buat rakyatnya, nah rakyatnya enggak mau, Anda senangnya (Samsung) Galaxy kan? Senang Iphone kan? nanti dibagilah petani dikasih HP, PNS kasih HP gitu-gitu dan lebih mahal karena apa? karena 99 persen bahan bakunya impor, karena dia gabangun industri namanya,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, lebih baik Indonesia segera membangun pabrik ponsel apabila hanya membutuhkan dana Rp500 triliun.

“Kalau saya selalu solutif dan tindakan, kalau setengah triliun perlu kehendak politik ya bangun itu pabrik,” ujar Prabowo dalam sesi pertama debat kelima di JCC, Minggu, 4 Februari, malam.

Untuk menunjang hal tersebut, Prabowo juga bakal memberikan beasiswa bagi 10 ribu anak berprestasi untuk sekolah teknologi dan sains.

“Kita harus mendidik anak-anak kita di bidan, scient engineering, dan matematik kalau kita tidak punya gimana? Kita harus beri beasiswa 10 ribu yang terbaik, yang penting kehendak politik yang bangun pabrik itu,” pungkas Ketua Umum Gerindra itu.