Meski Merugi, Wings Air Milik Konglomerat Rusdi Kirana Tetap Layani Penerbangan ke Daerah Terluar Indonesia
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Lion Air Group melalui anak usahanya Wings Air tetap bertahan mendukung operasional dan layanan penerbangan di Indonesia.

Maskapai milik Konglomerat Rusdi Kirana itu hingga saat ini tetap melayani rute perintis dengan pesawat propeller atau baling-baling yang belum menguntungkan dari sisi bisnis. 

 

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengatakan Lion Air Group melalui dengan seluruh armada dioperasikan tipe ATR 72-500 dan ATR 72- 600 propeller atau baling-baling terus berusaha menjangkau kota tujuan setingkat kecamatan dan kabupaten pada rute antarpulau hingga pulau.

Kata Danang, saat ini frekuensi terbang Wings Air pada daerah-daerah tersebut rata-rata 200 setiap harinya.

Lebih lanjut, Danang mengatakan, operasional ke daerah terluar masih mengalami kerugian karena faktor utilitasi atau tingkat pemanfaatan pengoperasian pesawat udara jenis tipe ATR 72 yang dioperasikan oleh Wings Air.

"Hal ini karena harga bahan bakar pesawat (aviation turbine fuel/ avtur) lebih mahal dibandingkan harga avtur di bandar udara besar (kota besar)," ucapnya kepada VOI, di Jakarta, Rabu, 10 Agustus.

Meski masih merugi, Danang menekankan, Wings Air dengan pesawat ATR 72 tetap melayani daerah-daerah kota tujuan perintis.

Danang mengatakan, ada beberapa pertimbangan mengapa Wings Air tetap melayani rute tersebut.

Pertama, Lion Air Group berupaya berkontribusi terhadap program pemerintah seiring fase pemulihan perekonomian daerah dan nasional.

Kedua, lanjut Danang, membantu menciptakan transportasi saling terkoneksi antarkecamatan, antarkabupaten serta antarkabupaten dan kota besar.

“Penerbangan Wings Air pesawat ATR 72 (propeller/ baling-baling) terhubung dengan layanan penerbangan Lion Air Group yang dioperasikan menggunakan pesawat berbadan sedang (narrow body) dan pesawat berbadan lebar (wide body) di bandar udara besar sebagai penghubung utama (main hub),” jelasnya.

Ketiga, mendukung kelancaran mobilitas masyarakat dan logistik secara cepat, selamat dan aman.

“Keempat, pesawat ATR 72 mengakomodir penerbangan langsung (point to point) tepat atau sesuai insfrastruktur bandar udara di wilayah-wilayah hingga setingkat kecamatan,” ucapnya.

Karena pertimbangan tersebut, Danang mengatakan, Lion Air Group senantiasa berupaya mempertahankan kelancaran pengoperasian pesawat udara seiring memastikan agar tetap kerkontribusi bagi masyarakat.

“Lion Air Group terus melakukan evaluasi kinerja serta menjalankan perbaikan agar tetap tumbuh dan dapat bersaing dengan beradaptasi (tanggap dan cepat menyesuaikan) terhadap bisnis melalui langkah-langkah strategis korporasi,” jelasnya.