JAKARTA - Otoritas Bandara Mathilda Batlayeri di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, menyatakan Wings Air dari Lion Air Group membatalkan semua penerbangan rute Ambon - Saumlaki dan sebaliknya, mulai 13 Agustus hingga 31 Agustus 2022.
"Mungkin bisa ditanyakan langsung ke pihak Wings Air. Itu kebijakan dari Wings Air," kata Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Mathilda Batlayeri, Akhmad Romi, di Saumlaki seperti diberitakan Antara, Minggu 14 Agustus.
Ia menyatakan sebagai otoritas bandara hanya membantu mengeluarkan informasi pembatalan penerbangan (cancel flight) Wings Air tersebut kepada pengguna jasa layanan pesawat terbang di daerah terluar Provinsi Maluku itu. Penerbangan Ambon - Saumlaki dengan nomor penerbangan IW 1514 dan penerbangan Saumlaki - Ambon IW 1515, seluruhnya mengalami pembatalan untuk hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu terhitung mulai 13 sampai dengan 31 Agustus 2022.
Akhmad Romi belum bersedia menjelaskan apakah penghentian penerbangan itu terkait dengan tindakan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Mathilda Batlayeri yang telah melaporkan manajemen maskapai penerbangan Wings Air karena dugaan pelanggaran tarif batas atas kenaikan tiket melebihi ketentuan untuk penerbangan pada rute Ambon tujuan Saumlaki.
Sebelumnya, Akhmad mengatakan manajemen Wings Air telah melakukan pelanggaran karena menaikkan tarif tiket melebihi Keputusan Menteri Perhubungan atau KM Nomor 68 tahun 2022 tentang Besaran Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Akibat penundaan penerbangan tersebut, sejumlah warga Kepulauan Tanimbar mengaku kesulitan hendak bepergian keluar daerah karena hanya satu-satunya yang langsung melayani rute Saumlaki ke Ambon dan sebaliknya.
Wings Air dari Lion Air Group milik konglomerat Rusdi Kirana mengoperasikan pesawat tipe ATR 72-600 atau jenis baling-baling (propeller) untuk penerbangan ke Saumlaki, sedangkan penerbangan perintis SAM Air PK-SHM milik PT.Semuwa Aviasi Mandiri harus singgah ke beberapa daerah sebelum ke Ambon.
"Kami terkendala dan tidak bisa berangkat, padahal kami harus mengikuti kegiatan di Ambon hari Senin esok," kata Alubwamin, seorang calon penumpang Wings Air di Saumlaki.
BACA JUGA:
Sementara itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro dalam pernyataan pers resmi menyatakan perusahaan selama pengoperasian pesawat Wings Air jenis ATR 72 ke daerah-daerah kecil seperti Kepulauan Tanimbar, hingga kini masih merugi.
Padahal, Lion Air Group melalui maskapai Wings Air telah menjangkau kota tujuan setingkat kecamatan dan kabupaten pada rute antarpulau hingga pulau terluar dengan mencatatkan rata-rata 200 frekuensi terbang setiap hari.
"Maskapai dalam operasional di rute tersebut masih mengalami kerugian dikarenakan faktor utilisasi atau tingkat pemanfaatan pesawat jenis ATR 72 yang tidak optimal disebabkan melayani daerah-daerah atau kota tujuan perintis. Harga bahan bakar pesawat atau aviation turbine fuel (avtur) lebih mahal dibandingkan harga avtur di Bandar udara besar (kota besar)," ujar Danang.
Kendati demikian, ia menyatakan Lion Air Group tetap bertahan guna mendukung operasional dan layanan penerbangan di Indonesia hingga saat ini, baik rute-rute besar atau pesawat jet yang menguntungkan maupun rute-rute di daerah perintis dengan menggunakan pesawat baling-baling yang merugi tersebut.