JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II/2022 sebesar 5,44 persen.
Perolehan ini jauh lebih tinggi dari yang diprediksi oleh berbagai lembaga termasuk pemerintah.
Meski begitu, pemerintah diminta tidak euforia berlebihan atas pencapaian tersebut.
Wakil Direktur Indef, Eko Listyo mengatakan, tantangan ke depan jauh lebih berat, khususnya untuk triwulan III maupun IV.
Sebab, pada triwulan tersebut tidak ada momentum hari raya keagamaan ataupun event-event besar seperti triwulan II. Sehingga akan berdampak pada kinerja ekonomi.
"Kita juga mengingatkan jangan terlalu ber-euforia dulu. Karena tantangan ke depan terutama triwulan III dan IV ini cukup besar. Apalagi triwulan III di mana momentum kemewahan musiman entah itu hari raya keagamaan ataupun juga event-event besar relatif tidak ada dan itu berimplikasi juga kepada kinerja perekonomian,” ujarnya, dalam diskusi virtual, Minggu, 7 Agustus.
Eko mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan II/2022 yang mencapai 5,44 persen tidak terlepas dari momentum Hari Raya Idulfitri.
Apalagi, lanjutnya, tahun ini pemerintah kembali mengizinkan mudik Lebaran setelah dua tahun ditiadakan.
Bahkan, lanjut Eko, pemerintah juga memberi pelonggaran dengan memperpanjang libur Lebaran menjadi 2 minggu. Sehingga jumlah pemudik meningkatkan lebih tinggi dibandingkan tahun 2019.
“Jadi bisa dikatakan Lebaran itu adalah penyelamat perekonomian di triwulan II/2022. Saya rasa itu punya implikasi positif mendorong konsumsi masyarakat. Dan ini kelihatan sekali tergambarkan dari angka peningkatan konsumsi yang mencapai 5,51 persen di triwulan II secara yoy dibanding triwulan II/2021,” katanya.
Dari sisi pertumbuhan konsumsi, kata Eko, pada triwulan I/2022 hanya 4,3 persen. Sementara di triwulan II/2022 meningkat menjadi 5,51 persen.
“Kalau (naik) 5,51 persen jadi memang ada akselerasi di dalam konsumsi masyarakat terutama konsumsi rumah tangga,” jelasnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Eko mengatakan, dari sisi sektoral juga terlihat sekali bahwa Lebaran menjadi penyelamat ekonomi. Antara lain terlihat dari akselerasi kinerja transportasi dan pergudangan yang mampu tumbuh 21,27 persen.
“Saya rasa ini juga sangat besar pertumbuhannya. Sehingga kemudian mendorong dari sisi sektoral kontribusi sektor transportasi dan pergudangan yang sebenarnya stimulannya karena Lebaran,” jelasnya.