Bagikan:

JAKARTA - Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah memprediksikan perekonomian Indonesia akan pulih secara penuh pada kuartal IV tahun depan seiring dengan akan tersedianya vaksin.

"Adanya vaksin akan meningkatkan keyakinan pandemi akan berakhir tahun depan sehingga pemulihan ekonomi bisa dimulai," katanya dikutip dari Antara, Jumat 16 Oktober.

Piter menyatakan pemulihan ekonomi akan membutuhkan waktu sekitar tiga sampai enam bulan sehingga jika vaksin tersedia pada awal tahun maka diperkirakan ekonomi benar-benar pulih pada kuartal IV.

Piter menuturkan meskipun perekonomian pulih secara penuh pada kuartal IV namun kebangkitan ekonomi akan mulai dirasakan sejak kuartal II karena ketersediaan vaksin mendorong euforia masyarakat.

Ia menjelaskan aktivitas perekonomian akan semakin meningkat dibanding saat ini sehingga konsumsi terakselerasi serta diikuti secara perlahan oleh kebangkitan dunia usaha dan investasi.

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pemerintah dapat memanfaatkan momentum euforia masyarakat tersebut salah satunya dengan melanjutkan berbagai program stimulus secara lebih terencana dan tepat sasaran.

"Perekonomian bisa tumbuh Lebih tinggi apabila pemerintah bisa memanfaatkan momentum euforia masyarakat setelah terbebasnya dari pandemi," ujarnya.

Piter pun optimis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mampu mencapai sekitar 4 persen sampai 5 persen dengan adanya vaksin dan meningkatnya aktivitas masyarakat.

"Dengan adanya vaksin di awal tahun maka pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diyakini akan positif di kisaran 4 persen sampai 5 persen," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudhistira bahwa pemerintah perlu untuk terus memberikan bantuan sosial yang memadai kepada masyarakat untuk mendorong pemulihan.

Ia mengatakan pemerintah Indonesia bisa mencontoh Vietnam dalam memberikan bantuan sosial yaitu dengan menyediakan ATM beras di kawasan atau daerah karantina.

Menurutnya, melalui disediakannya ATM beras maka masyarakat miskin dapat mengambil kebutuhan pokok sehingga kepatuhan pada kebijakan pemerintah dalam penanganan COVID-19 juga berjalan lancar.

"Kuncinya adalah testing, tracing dan treatment serta bantuan sosial yang memadai," katanya.