Indonesia Pesan 50 Juta Vaksin COVID-19 Buatan Inggris dan Segera Sebar Bertahap
Ilustrasi foto (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah memesan 50 juta vaksin COVID-19 tahap pertama dari seratus juta komitmen yang diproduksi Aztra Zeneca dari Inggris. Hal itu diumumkan oleh Airlangga Hartarto.

“Sekarang sedang berangkat Menkes, Menlu dan Menteri BUMN untuk mempersiapkan 50 juta yang dipesan dan dibayar,” katanya, selaku Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dalam jumpa pers daring di Jakarta, Senin, 12 Oktober.

Pemerintah sebelumnya menganggarkan pembayaran uang muka untuk pengadaan vaksin itu sebesar Rp3,7 triliun untuk tahun 2020. Di sisi lain, dalam sisa tahun ini juga akan tersedia 30 juta vaksin yang berasal dari empat perusahaan: Cansino, Sinovac, Sinopharm dan Aztra Seneca.

Selanjutnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menambahkan pengadaan vaksin lainnya juga akan dipasok oleh Bio Farma. Pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 99 tahun 2020 terkait pengadaan vaksin COVID-19 yang diperkirakan sebanyak 160 juta vaksin.

Berdasar aturan itu, vaksin nantinya akan diberikan secara bertahap hingga 2022. “Pengadaan vaksin kita harus secure (amankan) karena 215 (negara) ini mengejar vaksin sehingga kira-kira secure untuk 160 juta dosis untuk dua kali,” katanya.

Dengan kebutuhan vaksinasi sebanyak dua kali dosis, maka total kebutuhan vaksin COVID-19 mencapai 320 juta dosis. Adapun skala prioritas penerima vaksinasi COVID-19 adalah medis dan paramedis, pelayan kesehatan termasuk TNI, Polri dan aparat hukum sekitar 3,5 juta.

Kemudian, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga perangkat daerah sebanyak lima juta orang, tenaga pendidik mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK, SD, SMP hingga dosen perguruan tinggi swasta dan negeri sebanyak 4,3 juta.

Selanjutnya, aparat pemerintah pusat dan daerah serta legislatif sebanyak 2,3 juta orang, dan penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan sebanyak 96 juta orang dengan jumlah semuanya mencapai 102 juta orang. Selain itu, lanjut dia, sasaran penerima vaksinasi adalah masyarakat usia 19-59 tahun sehingga total keseluruhan mencapai 160 juta orang.