Airlangga Sebut Indonesia Masuk Lima Besar Negara yang Mampu Tangani COVID-19 dan Ekonomi
Menko Perekonomian Airlangga Hatarto (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang berhasil menangani pandemi COVID-19, sekaligus menangani dampak ekonomi yang dihasilkan. 

Menurut dia, kondisi tersebut dapat dilihat dari terjadinya penurunan angka kasus aktif COVID-19 hingga terjadinya peningkatan angka kesembuhan pasien dan tetap terkendalinya kontraksi ekonomi.

"Recovery rate per 11 Oktober kemarin itu 76,48 persen. Ini lebih tinggi dari recovery dunia yang 75,0 persen. Ini akibat menurunnya kasus aktif di beberapa provinsi tiga hari sehingga recovery raten-ya naik," kata Airlangga dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring di akun YouTube BNPB, Senin, 12 Oktober.

Sedangkan berdasarkan data terbaru, jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia saat ini berkisar di angka 19,97 persen. Angka ini, kata dia, jauh membaik dibandingkan angka sebelumnya yang berada di angka 22,1 persen.

Meski begitu, dia tak menampik saat ini fatality rate di Indonesia masih lebih tinggi ketimbang rata-rata dunia. Namun, menurutnya, hal ini terus membaik karena delapan provinsi dengan angka kasus tertinggi terus mengalami penurunan. Lagipula, klaim Airlangga, tingkat fatality rate Indonesia yang berada di angka 3,55 berada jauh di bawah negara lain seperti Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan.

Selain itu, pemerintah juga saat ini tengah fokus dalam menangani pandemi COVID-19 secara mikro dengan memfokuskan penanganan terhadap 12 kabupaten dan kota yang memiliki angka kasus tertinggi seperti Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Selanjutnya, ada juga Depok, Bekasi, Ambon, dan Pekanbaru.

Sementara di bidang ekonomi, kata Ketua Umum Partai Golkar ini, ada sejumlah hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya adalah dengan merealisasikan program bantuan kepada masyarakat maupun usaha kecil dan menengah yang terdampak pandemi.

Sehingga dengan kondisi tersebut, Airlangga menyebut, Indonesia telah berhasil melakukan penanganan COVID-19 baik dari segi kesehatan dan ekonomi. 

"Terkait dengan pemulihan ekonomi nasional dan COVID-19 kita lihat berbagai negara sudah melakukannya dan Indonesia ini termasuk negara yang menangani dengan kontraksi ekonomi yang relatif lebih rendah dari negara lain," tegas Menteri Koordinator bidang Perekonomian tersebut.

"Jadi kita ini termasuk top five yang bisa menangani secara berimbang antara COVID-19 maupun pelunakan kontraksi ekonomi dan outlooknya tentu kita berharap di akhir tahun ini bisa minus satu sampai plus 0,6," imbuhnya.

Selanjutnya, Airlangga menyebut pemerintah akan terus yakin jika ekonomi akan dapat bergerak lebih baik. Apalagi, saat ini DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian telah mencabut kebijakan PSBB secara ketat seperti awal masa pandemi COVID-19 dengan PSBB transisi sehingga diprediksi dapat kembali mengoreksi PMA yang turun menjadi 48 persen.

Belum lagi, sejumlah adanya penambahan dana di Himbara sebanyak Rp47,5 triliun sehingga totalnya leveragenya bisa mencapai Rp150 triliun.

"Artinya, sesuai dengan arahan Bapak Presiden, tidak hanya berbasis ekonomi APBN tapi juga ekonomi realnya terdorong," pungkasnya.