UMKM Belum Produksi, Sekolah Dikhawatirkan Kesulitan Sepatu
Ilustrasi. (Foto: Instagram @nadiemmakarim)

Bagikan:

JAKARTA - Ketika sekolah tidak lagi diadakan secara daring, kebutuhan seragam serta perlengkapan sekolah lainnya tentu menjadi hal yang wajib dan harus segera ada seperti tas dan sepatu. Akan tetapi, sekolah dikhawatirkan akan mengalami kesulitan pengadaan sepatu untuk kebutuhan pembelajaran offline.

Pemesanan sepatu yang terkendala bagi sekolah-sekolah ini disebabkan oleh belum adanya UMKM yang berada di bawah binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya yang telah memproduksi sepatu.

Pada 1 Agustus 2022, Kepala Dinkopdag Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada yang memproduksi sepatu lagi. Fauzie mengungkapkan bahwa dari total 21 UMKM yang terdaftar dalam aplikasi SIPLah belum ada sama sekali yang melakukan produksi sepatu.

Diketahui bahwa yang menjadi masalah adalah UMKM juga mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga kerja untuk melakukan produksi ini. Sementara banyak pekerja dalam bidang produksi sepatu memilih untuk resign. Oleh karena itu, pihak UMKM masih dalam tahap menyeleksi tenaga kerja pengganti sehingga dapat kembali memproduksi sepatu.

"Kami akan gandeng Disnaker guna menyiapkan tenaga kerja untuk memproduksi sepatu siswa," ujar Fauzie dalam keterangannya, dikutip Minggu 7 Agustus.

Pihak sekolah pun juga akhirnya ikut terdampak dan mengalami kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sepatu anak sekolah, sementara stoknya masih kosong. Padahal, seharusnya pemesanan sepatu oleh pihak sekolah harus segera dilakukan melalui aplikasi SIPLah.

Namun, saat ini pihak sekolah masih melakukan pendataan mengenai profil siswa dan melakukan pengukuran sepatu.

"Kalau stoknya kosong, bagaimana kami pesan," kata Ketua MKKS SMP Negeri Effendi Rantau.

Effendi mengharapkan pemesanan perlengkapan sekolah baik sepatu, seragam, ikat pinggang, topi, kaus kaki, hingga tas dapat dipercepat dan dilakukan dengan segera. Pemesanan perlengkapan sekolah ini dilakukan khusus oleh sekolah yang diperuntukkan bagi siswa dari kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Kami mau pesan secepatnya. Kami berharap ada stok sesuai kebutuhan sekolah," lanjut Effendi.

Di samping itu, siswa pada jalur reguler atau non-MBR telah melakukan pembelian perlengkapan sekolah secara mandiri di luar sekolah.

"Ini kan kebutuhan personal. Jadi, pembelian keperluan siswa reguler dilakukan sendiri," jelas Effendi.

Sementara di lain sisi, kekosongan stok sepatu untuk anak sekolah ini juga menjadi kekhawatiran oleh wakil rakyat yakni Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah. Khusnul mengatakan bahwa ia bingung karena kondisi ini yang dimana seharusnya Dinkopdag menjadi sumber penyedia sepatu dapat melakukan produksi jauh-jauh hari sebelumnya.

Sebab, instansi tersebut tentu memiliki banyak UMKM binaan yang seharusnya ada yang dapat memproduksi sepatu.

"Sepatu tidak kalah penting dengan seragam. Stok kosong ini menimbulkan masalah baru," tegasnya.

Selain itu, Khusnul juga menyarankan bahwa Dinkopdag seharusnya juga dapat melakukan identifikasi terkait mana saja UMKM yang terlibat dalam produksi sepatu. Sehingga nantinya mereka dapat mendaftar aplikasi SIPLah sebagai penyedia sepatu untuk anak sekolah.

Mengingat stok sepatu yang masih kosong, perlu untuk memberikan perawatan dan pembersihan yang tepat agar tidak merusak sepatu yang sebelumnya telah dimiliki. Salah satu solusi perawatan sepatu adalah dengan menggunakan FLAP SHOES CARE, yang dapat digunakan untuk semua jenis bahan dan warna sepatu tanpa merusak warna, bahan, serta tidak menyebabkan kekuningan karena mengandung komposisi non detergen di dalamnya.

Formula FLAP SHOES CARE sangat cocok untuk bahan sepatu jenis apapun dan hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk menyulap sepatu menjadi lebih baru.

Foto: Dok. FLAP SHOES CARE