SURABAYA - Siswa dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surabaya, Jawa Timur, belum semua menerima seragam dan sepatu gratis seperti janji pemerintah kota setempat.
"Ini contohnya saya mendapat keluhan dari warga MBR, katanya dua anaknya belum dapat sepatu dari pemkot. Untung lapor kepada saya, jadi saya belikan sepatu baru," kata anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Imam Syafii dikutip Antara, Senin, 7 Mareet.
Imam menyebutkan dua pelajar kakak beradik tersebut adalah adalah Bagus Putra Sudibyo dan Bagas Ramadhani, warga Kelurahan Tembok Dukuh, Kecamatan Bubutan, Surabaya.
Menurut Imam, Bagas dan kakaknya, Bagus, harus bergantian sepatu sekolah sejak pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Surabaya awal Januari 2022. Bagas baru masuk kelas 1 SMP swasta dan Bagus duduk di bangku kelas 3 salah satu SMP Negeri.
Bagas masuk sekolah seminggu sekali, sedangkan Bagus harus mengikuti pelajaran di sekolahnya 2 hari sekali. Ketika mereka harus mengikuti kelas luring secara bersamaan, Bagas terpaksa ke sekolah memakai sepatunya yang sudah rusak atau sudah berlubang.
Saat Imam berkunjung rumah sederhana mereka di perkampungan padat penduduk, dekat Apartemen Gunawangsa Tidar itu, Dina, ibu Bagas dan Bagus, mengatakan bahwa pihaknya sudah menanyakan ke sekolah anaknya. Namun, pihak sekolah menyampaikan belum ada.
"Mestinya kakak beradik ini tidak perlu dililit persoalan sepatu sekolah. APBD Kota Surabaya sudah menganggarkan bantuan sekolah untuk siswa keluarga MBR. Mulai dari SPP gratis, seragam hingga sepatu sekolah, yang juga diberikan cuma-cuma," ujarnya.
Sebagai anggota Badan Anggaran DPRD Kota Surabaya, Imam mengetahui betul besaran dana untuk siswa MBR.
Ia juga ikut membahas dan menyetujui bersama tim anggaran pemkot sebelum pengesahan APBD 2022 sebesar Rp10,4 triliun pada Rapat Paripurna DPRD Kota Surabaya, 10 November 2021.
"Namun, hingga saat ini Bagas belum menerima jatah sepatu sekolah dari pemkot," katanya.
Mendapati hal itu, pada hari Minggu (6/3) pihaknya membantu menyelesaikan persoalan kedua siswa yang rajin belajar itu.
"Saya ajak Bagas dan Bagus ke salah satu mal di Surabaya. Mereka baru kali pertama menginjakkan kaki masuk mal paling terkenal sekaligus menjadi ikon Surabaya itu," katanya.
Ia berharap hadiah kecil ini bisa menambah energi Bagas dan Bagus mewujudkan cita-cita mereka. Bagas ingin menjadi pebisnis, sedangkan Bagus yang kalem dan pendiam bercita-cita menjadi ilmuwan.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa seragam dan sepatu gratis untuk siswa dari keluarga MBR telah disalurkan di tiap sekolah pada saat PTM 100 persen hari pertama pada tanggal 10 Januari 2022. Seragam tersebut merupakan hasil produksi dari UMKM di Kota Surabaya.
"Setiap sekolah membelikan seragam buatan UMKM untuk siswa/siswinya. Jadi, bukan untuk pelajar MBR saja, termasuk pegawai negeri memakai sepatu dan seragam UMKM," katanya.