Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengeklaim stok dan pasokan minyak goreng curah di pasar tradisional berlebih.

Menurut dia, karena kelebihan ini membuat harga komoditas tersebut mengalami penurunan harga.

Hal ini disampaikan Mendag Zulhas usai memantau bahan pokok (bapok) di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 31 Juli.

“Minyak goreng curah kemasan sederhana harganya sudah sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000. Untuk stoknya terjamin. Harganya cenderung turun karena stoknya berlebih,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip Senin, 1 Agustus.

Sementara secara nasional, harga minyak goreng curah rata-rata sebesar Rp14.400 per liter, turun 8,86 persen jika dibandingkan bulan lalu.

Khusus pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan harga minyak goreng curah sudah sesuai HET Rp14.000 persenliter.

“Bahkan untuk Pulau Jawa dan Bali sudah turun menjadi Rp12.979 persen liter," tuturnya.

Sedangkan di provinsi lain, harga komoditas ini menunjukkan tren penurunan dengan rincian rata-rata harga untuk wilayah Sulawesi sebesar Rp14.919 per liter, Nusa Tenggara (Rp16.125 per liter), Maluku dan Papua (Rp18.940 per liter).

Per 29 Juli, MGCR sudah tersedia di 18.024 pengecer mitra PUJLE yang tersebar di 271 kabupaten/kota di 27 Provinsi dengan tanda khusus/spanduk HET.

Selain itu, sebanyak 91 perusahaan telah mendapatkan persetujuan penggunaan merek Minyakita dari Kemendag.

“Jumlah ini akan terus bertambah karena animo perusahaan terhadap pelaksanaan program ini cukup tinggi,” ujarnya.

Kemendag, lanjut Zulhas, juga akan memberikan insentif kuota ekspor kepada perusahaan yang mengemas minyak goreng curah menggunakan merek Minyakita.