Meski Penjualan Melesat 73 Persen, Autopedia Milik Konglomerat TP Rachmat Harus Catat Rugi Rp2 Miliar karena Meningkatnya Beban Operasionall
Foto: Dok. Autopedia Sukses Lestari

Bagikan:

JAKARTA - PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) berhasil mencatatkan lompatan penjualan 73 persen menjadi sebesar Rp159,5 miliar pada Semester I-2022. Pencapaian penjualan emiten yang bergerak di bidang usaha lelang dan perdagangan eceran mobil bekas milik konglomerat TP Rachmat ini, berkat ekspansi gencar yang dilakukan.

Peningkatan penjualan tersebut berhasil diraih seiring dengan ekspansi usaha baru perseroan, yaitu dengan membuka delapan titik baru untuk layanan diler mobil bekas O2O (online-to-offline) dengan merek Caroline pada kuartal kedua tahun ini.

Selain itu, sejalan dengan ekspansi bisnis O2O, beban operasi penjualan Perseroan pada Semester I-2022 meningkat 18 persen yoy, dari Rp58,4 miliar pada periode yang sama tahun 2021 menjadi Rp69,2 miliar. Akibatnya, ASLC mencatatkan rugi bersih Rp2 miliar dibandingkan laba bersih Rp16,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Dari peningkatan penjualan mobil bekas yang signifikan tersebut, kita dapat melihat bahwa ekspansi yang dilakukan Perseroan telah membuahkan hasil. Oleh karena itu kita optimis, Perseroan akan terus membukukan kinerja yang semakin baik di masa mendatang,” kata Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari Jany Chandra dalam keterangannya, Rabu 27 Juli.

Walaupun demikian, perseroan tetap fokus untuk memastikan bahwa semua bisnis yang telah dan akan dijajaki mempunyai trading margin yang positif dan model bisnis yang berkelanjutan, serta berharap akan adanya pemulihan yang cepat untuk bisnis lelang di kuartal III-2022. Perseroan berharap dapat mencatatkan keuntungan bersih setelah beralih dari fase ekspansi pesat.

Sementara, untuk bisnis lelang kendaraan bekas, penjualan selama semester I 2022 masih mengalami penurunan sekitar 27 persen yoy. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor eksternal yang berdampak terhadap sektor pembiayaan (financing), yang merupakan salah satu sumber utama pasokan kendaraan bekas.

Sektor pembiayaan sangat terpukul oleh pandemi pada tahun 2020-21 sehingga terpaksa mengurangi pencairan pinjaman pembelian kendaraan mereka kepada konsumen secara signifikan. Akibatnya, jumlah kendaraan tarikan (sitaan) berkurang selama beberapa tahun kemudian.

Selanjutnya, penjual ritel mobil bekas juga memperpanjang masa pemakaian mobil mereka sehingga menunda penjualan mobil melalui lelang. Hal itu terjadi karena pasokan kendaraan baru terhambat oleh kelangkaan microchips yang masih berlanjut hingga Q2 2022 ini.

Lebih jauh, ASLC berharap penjualan Perseroan akan meningkat semakin pesat, seiring kebijakan pemerintah untuk membatasi pengguna bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar.

“Kalau mobil dengan kapasitas mesin (cc) besar dilarang menggunakan pertalite dan solar, otomatis mobil-mobil dengan kapasitas mesin (cc) kecil akan lebih diminati karena bisa menggunakan bahan bakar yang lebih murah,” kata JANY.