Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa situasi pandemi COVID-19 membawa banyak pelajaran berharga yang belum pernah didapat dunia sebelumnya. Menurut dia, seluruh negara baru disadarkan bahwa ancaman pandemi yang meluas tidak bisa diatasi secara sendiri-sendiri.

Untuk itu, dia mendorong semangat kolaborasi dari berbagai bangsa untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi pandemi di masa mendatang.

“Pandemi COVID-19 bukan menjadi yang pertama dan terakhir,” ujarnya melalui saluran virtual saat berbicara di agenda side event G20 bertajuk Sustainable Finance, Rabu, 13 Juli.

Menurut Menkeu, salah satu kontribusi nyata yang diberikan oleh forum kerja sama G20 adalah pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF). Dalam penjelasannya, bendahara negara menyebut jika skema FIF memungkinkan penyaluran dana kepada negara yang membutuhkan dalam upaya menangani pandemi.

“FIF dibentuk agar bisa memobilisasi pendanaan supaya kita bisa menghadapi pandemi di masa depan dengan lebih baik,” tuturnya.

Inisiatif yang diusung oleh Indonesia bersama anggota G20 lainnya beranjak dari keprihatinan terhadap sejumlah negara yang kesulitan mendapat akses vaksin COVID-19.

“Di beberapa negara vaksin sudah diberikan sampai level booster. Akan tetapi untuk negara lain yang berpenghasilan rendah, mereka bahkan tidak bisa melakukan suntikan vaksin. Jadi akses untuk mendapat vaksin sangat penting dan itu mengapa dalam pandemi ini kita perlu membentuk gabungan pendanaan,” terang dia.

Seperti yang telah diberitakan VOI sebelumnya, inisiatif FIF oleh G20 telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 1,1 miliar dolar AS. Indonesia sebagai salah satu anggota Group 20 diketahui turut memberikan urunan dana sebesar 50 juta dolar AS.

“Pandemi belum selesai dan kita akan terus berjuang untuk mengatasi hal ini serta memastikan semua dapat ditangani,” tutup Menkeu Sri Mulyani.