Profil Emirsyah Satar dan Soetikno Soedarjo, Tersangka Korupsi Pengadaan Pesawat Garuda Indonesia
KPK memeriksa Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat PT Garuda Indonesia dan kasus TPPU. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Emirsyah Satar, eks Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) tahun 2011-2021 sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan pesawat CRJ-1000 dan ATR 72-600.

Selain Emirsyah Satar, Kejagung juga menetapkan tersangka kepada eks Dirut PT Mugi Rekso Abadi Soetikno Soedarjo.

Jaksa Agung RI, Sanitiar Burhanuddin mengatakan, penetapan kedua tersangka merupakan tindak lanjut dari penyidikan perkara tindak pidana dugaan korupsi PT Garuda Indonesia sebelumnya.

Dalam perkara tersebut, Kejagung telah lebih dahulu menetapkan tiga orang tersangka.

Mereka adalah Captain Agus Wahjudo selaku Execetive Project Manager Aircraft Delivery Garuda (2009-2014), Vice President Strategic Management Office Periode 2009-2014 Setijo Awibowo, dan Vice President Treasury Management Garuda periode 2005-2012 Albert Burhan.

"Senin tanggal 27 Juni 2022 hasil ekspose kami menetapkan dua tersangka baru, yaitu ES selaku Direktur Utama PT Garuda yang kedua adalah SS selaku Direktur PT Mugi Rekso Abadi," kata Burhanuddin kepada wartawan, Senin 27 Juni.

Total kerugian negara atas tindak pidana korupsi itu mencapai Rp8,8 triliun.

Kerugian ini diklaim disebabkan oleh proses pengadaan pesawat CRJ-1000 dan pengambil alihan pesawat ATR 72-600 yang tidak dilakukan sesuai prosedur pengelolaan armada dan prinsip-prinsip pengadaan BUMN, serta business judgment rules.

Lalu, siapakah Emirsyah Satar dan Soetikno Soedarjo, berikut profilnya: 

Soetikno Soedarjo

Mengutip berbagai sumber, Soetikno lahir di Jakarta, 27 Agustus 1957. Ia lahir dari pasangan Soekini dan Soedarjo. Kedua orangtuanya merupakan pendiri Harian Sinar Harapan.

Pada tahun 1993, Soetikno Soedarjo bersama Adiguna Sutowo dan Dian M Soedarjo mendirikan PT Mugi Rekso Abada (MRA).

MRA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media dan hiburan.

Dengan investasi dari Rp8 miliar, Sutowo dan Soetikno mendirikan Hard Rock Cafe.

Ide ini datang dari percakapan biasa antara Sutowo, Soetikno, dan Muthia Kasim.

Soetikno kemudian menciptakan Hard Rock FM, Zoom Bar & Lounge, i-Radio, Trax FM, Brava Radio, Cosmopolitan FM, dan IP Entertainment.

Emirsyah Satar

Emirsyah Satar lahir di Jakarta 28 Juni 1959. Satar menuntaskan kuliahnya pada tahun 1986 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan mengawali karier sebagai auditor di kantor akuntan Pricewaterhouse Coopers tahun 1983.

Pada tahun 1985, ia menjabat sebagai Assistant of Vice President of Corporate Banking Group Citibank.

Pada 2003-2005, Emirsyah menjadi Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Ia juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Niaga Factoring Corporation.

Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama di PT Garuda Indonesia, Emirsyah pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia pada 2003.

Emirsyah resmi menjabat sebagai Direktur Utama pada 22 Maret 2005.

Pada 8 Desember 2014, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia. Padahal masa jabatannya baru berakhir pada 22 Maret 2015.

Alasan utamanya pengunduran dirinya karena ingin memberikan kesempatan kepada manajemen baru untuk bekerja sejak awal tahun.