JAKARTA - Rencana Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) perusahaan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) telah disetujui oleh pemegang saham.
Pada hari ini, Rabu 18 Mei, IATA mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan penerbitan HMETD sebanyak-banyaknya sejumlah 14.840.555.748 Saham Seri B, yang disertai dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 2.968.111.149 Waran Seri I.
HMETD ini dilakukan untuk menyelesaikan hak tagih PT MNC Investama Tbk (BHIT) terhadap Perseroan berdasarkan surat sanggup yang diterbitkan oleh Perseroan dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR). Selain untuk penyelesaian pembelian BCR, dana dari hasil HMETD akan digunakan untuk modal kerja untuk peningkatan produksi batu bara dan ekspansi disektor energi.
"Seperti yang telah diketahui, perseroan telah mengakusisi 99,33 persen saham BCR, pemilik 9 izin usaha perusahaan batu bara yang memiliki wilayah kerja di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan," tulisnya seperti dikutip dari laporan perusahaan.
BACA JUGA:
Upaya pengembangan bisnis IATA dan anak-anak perusahaannya masih terus dilakukan. Secara organik, BCR tetap fokus untuk meningkatkan produksi pada IUP yang telah beroperasi dan memulai produksi di IUP baru.
Hal ini dilakukan semaksimal mungkin memanfaatkan momentum harga batu bara yang masih sangat tinggi. Secara inorganik, IATA giat mengejar peluang akuisisi tambang baru baik batu bara maupun mineral lainnya seperti emas dan nikel serta menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan.
IATA juga terus berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektifitas di semua lini bisnis. Perseroan berencana untuk terjun di usaha kontraktor, logistik dan transportasi, trading, dan lain sebagainya.