JAKARTA - Produsen susu dan yoghurt milik konglomerat Bambang Sutantio, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) alias Cimory, membukukan kenaikan penjualan pada kuartal I 2022. Kinerja positif di tiga bulan pertama tahun ini, diikuti dengan kenaikan laba bersih.
Dalam laporan keuangan Cimory, dikutip Sabtu 7 Mei, perseroanmencatatkan penjualan sebesar Rp1,46 triliun pada kuartal I 2022. Penjualan tersebut naik 106,28 persen dibandingkan dengan kuartal I 2021 sebesar Rp712,59 miliar.
Selama periode Januari-Maret 2022, penjualan Cimory ditopang oleh segmen produk olahan susu yang berkontribusi sebesar 99,44 persen ke total penjualan bersih dengan nilai Rp1,46 triliun. Penjualan produk olahan susu naik 108,04 persen dibandingkan dengan penjualan kuartal I 2021 sebesar Rp702,66 miliar.
Sementara itu, penjualan pada segmen makanan konsumsi mengalami penurunan dari Rp9,93 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp8,16 miliar pada kuartal I 2022. Adapun berdasarkan segmen geografis, penjualan di dalam negeri naik 91,76 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp901,88 miliar, dibandingkan dengan Rp470,31 miliar pada kuartal I 2021.
Penjualan di luar negeri juga naik signifikan 134,48 persen menjadi Rp568,10 miliar. Beban pokok penjualan CMRY juga tercatat naik signifikan 118,74 persen YoY menjadi Rp819,51 miliar, dari Rp374,65 miliar pada 3 bulan pertama di tahun sebelumnya.
Kenaikan beban pokok penjualan tidak lepas dari membengkaknya penggunaan bahan baku dan kemasan dari hanya Rp291,08 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp738,78 miliar pada kuartal I 2022 atau naik 153,80 persen secara YoY.
BACA JUGA:
Meski demikian, Cimory tetap mampu membukukan kenaikan laba kotor sebesar 92,47 persen YoY menjadi Rp650,04 miliar dan laba usaha sebesar Rp328,04 miliar. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2022 mencapai Rp269,81 miliar, naik 88,77 persen dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal I/2021 sebesar Rp142,92 miliar.
Hingga akhir Maret 2022, CMRY mencatat kenaikan total aset menjadi Rp6,05 triliun, dari Rp5,60 triliun pada akhir 2021. Jumlah liabilitas perseroan juga naik dari Rp906,84 miliar di akhir 2021 menjadi Rp1,09 triliun pada akhir Maret 2022.
Sementara itu, total ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp4,96 triliun, dari Rp4,69 triliun pada akhir 2021.