Bagikan:

JAKARTA - Produsen susu dan yoghurt milik konglomerat Bambang Sutantio, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) membukukan pertumbuhan laba bersih 346,44 persen dari Rp177 miliar pada 2020 menjadi Rp790,19 miliar pada 2021. Kenaikan laba bersih ini didorong oleh tumbuhnya penjualan sebesar 120 persen, dari Rp1,86 triliun pada 2020 menjadi Rp4,09 triliun sepanjang 2021.

Chief Financial Officer Cimory Bharat Joshi dalam sebuah diskusi mengatakan, melihat kinerja perusahaan yang positif, Cimory selalu berkomitmen membayarkan dividen kepada pemegang saham. Paling tidak, kata dia, perusahaan menetapkan kebijakan mengalokasikan minimal 30 persen dari laba bersih untuk ditetapkan sebagan dividen.

Itu artinya, Cimory bakal membagikan dividen sekitar Rp297 miliar. Meski demikian, hal ini baru akan diputuskan nanti dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan CMRY mendatang.

Cimory juga tengah memperluas kanal distribusi demi mendorong volume penjualan. Sejauh ini, penetrasi produk olahan susu dan daging yang diproduksi Cimory baru menjangkau Jawa-Bali dan sebagian Sumatera.

Di sisi lain, Cimory juga menyampaikan kabar baik. Mereka tidak akan serta-merta menaikkan harga jual produk, di tengah kebijakan PPN 11 persen dan harga bahan baku.

Volume penjualan yang cukup solid serta posisi margin laba kotor yang mencapai 48,17 persen pada 2021 memberi ruang yang lebih besar bagi perusahaan untuk tidak meneruskan potensi kenaikan biaya produksi ke konsumen.

Sebagai informasi, pertumbuhan laba bersih yang signifikan Cimory tidak lepas dari peningkatan kontribusi penjualan dari segmen dairy atau produk olahan susu dan consumer foods. Segmen dairy mencetak kenaikan penjualan sebesar 120 persen dari Rp1,20 triliun pada 2020 menjadi Rp2,65 triliun pada 2021.

Sementara itu, segmen makanan konsumsi mencetak pertumbuhan 119 persen dari Rp659,42 miliar menjadi Rp1,44 triliun. Total aset Cimory tercatat meningkat sekitar 416 persen menjadi Rp5,60 triliun pada 2021, dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp1,08 triliun

Dengan rincian terdiri atas aset lancar menjadi Rp4,83 triliun dan aset non-lancar menjadi Rp771 miliar. Sementara itu, total liabilitas pada 2021 menjadi Rp907 miliar.

Liabilitas jangka pendek mencapai Rp845 miliar dan liabilitas jangka panjang menjadi Rp62 miliar. Total ekuitas perusahaan tumbuh menjadi sebesar Rp4,69 triliun pada 2021, dari Rp734 miliar pada 2020.