Penjualan Sido Muncul Diprediksi Bisa Mencapai Rp4,6 Triliun dengan Laba Bersih Rp1,43 Triliun Tahun Ini
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diprediksi mampu mencatatkan kinerja cemerlang di tahun ini. Apalagi, di kuartal I 2022 saja sudah terlihat pertumbuhan signifikan kinerja produsen Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G ini.

Di tiga bulan pertama tahun 2022, Sido Muncul membukukan kenaikan penjualan hingga 10,97 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp880,49 miliar. Laba bersih perusahaan pun ikut terkerek 9,66 persen yoy menjadi Rp295,03 miliar di periode Januari-Maret 2022.

Dalam riset BRI Danareksa Sekuritas yang ditulis oleh Natalia Susanto disebutkan, catatan kinerja SIDO sepanjang tiga bulan pertama tahun 2022 ini ditopang pertumbuhan bisnis SIDO secara internasional yang kuat, mencapai 125 persen yoy.

Adapun dalam risetnya juga diungkapkan, untuk Nigeria, perusahaan akan fokus ekspansi di wilayah utara negara itu demi memanfaatkan permintaan yang lebih tinggi selama Ramadan dan pembukaan gerai baru.

Di Malaysia, SIDO akan fokus menawarkan Kuku Bima Energi (KBE) khususnya untuk kawasan Malaysia Timur dan memperkuat ketersediaan Tolak Angin di saluran pasar-pasar modern. SIDO juga akan memperkuat pasar ekspor di Filipina.

Pada kuartal II 2022 ini, perusahaan berupaya memperluas pasar ekspornya ke Senegal, Benin (West Afrika), dan Vietnam. Sasaran selanjutnya adalah China di kuartal III 2022.

"Kontribusi ekspor diperkirakan berkisar 5 - 7 persen terhadap total pendapatan sepanjang tahun 2022 ini," jelas riset BRI Danareksa Sekuritas.

Selain itu, kinerja SIDO akan ditopang peningkatan mobilitas dan perayaan mudik di kuartal II tahun 2022 ini. Sebelumnya manajemen SIDO optimistis penjualan Tolak Angin akan bertumbuh seiring membaiknya mobilitas dan perayaan mudik, sehingga kontribusi segmen herbal diharapkan meningkat di kuartal II ini.

Sementara itu, di segmen Food and Beverages (F&B), SIDO telah meningkatkan Average Selling Price (ASP) sekitar 3 persen hingga 4 persen untuk menyiasati kenaikan biaya aspartam sehingga margin dapat dinormalisasi di kuartal II 2022. Adapun pertumbuhan volume di segmen F&B akan ditopang oleh penjualan domestik maupun ekspor, khususnya di Nigeria dan Malaysia.

Sekadar informasi, SIDO tidak menaikkan ASP pada segmen F&B selama dua tahun terakhir. Oleh karena itu, produk-produknya mampu dijual 25 persen lebih murah dibanding kompetitornya.

Dengan ASP yang lebih tinggi serta permintaan yang kuat, manajemen SIDO optimis terhadap pemulihan margin segmen F&B di kuartal II 2022. Margin kuat di segmen herbal pun diproyeksi masih akan berlanjut. Adapun di segmen farmasi, SIDO kini terlibat dengan perusahaan distributor nasional yang akan mendukung pertumbuhan yang lebih kuat ke depan.

BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan penjualan SIDO bisa menyentuh Rp4,6 triliun, dengan laba bersih Rp1,43 triliun sepanjang tahun 2022. Kinerja SIDO sejauh ini juga masih sesuai sejalan dengan estimasi pertumbuhan kinerja yang solid.