JAKARTA - Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengungkapkan, meskipun memiliki banyak potensi Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth element (RRE), kegiatan eksplorasi LTJ di Indonesia masih belum maju. Ia memaparkan, tahapan eksplorasi yang sudah dilakukan masih terbatas sehingga dari potensi yang ada, Dirjen Minerba baru bisa mengindikasikan LTJ di 7 lokasi.
"Sementara keterdapatannya baru ada di 9 lokasi dan sementara yang sudah terpetakan sebagai sumber daya baru 8 lokasi," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin 11 April.
Namun demikian, 8 lokasi yang sudah terpetakan ini pun masih berada dalam tahap eksplorasi awal sehingga lokasi LTJ masih sangat terbatas.
Ia merinci, LTJ tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Diantaranya adalah Provinsi Sumatera Utara sebanyak 19.917 ton. Kemudian di Provinsi Bangka Belitung, dengan jumlah LTJ berupa monasit sebanyak 186.663 ton, lalu senotim sebanyak 20.734 ton. Adapun di Kalimantan Barat terdapat sebanyak LTJ Laterit 219 ton dan Sulawesi Tengah LTJ Laterit 443 ton.
"Selebihnya tersebar di Sumatera Utara, Kalbar juga cukup banyak lokasinya meskipun volume masih jauh dibanding Bangka Belitung dan sebagian berada di Sulawesi Tengah," imbuhnya.
Ia juga memaparkan, sejak tahun 2021 Dirjen Minerba sudah melakukan eksplorasi awal kegiatan teknis seperti pemetaan, georadar dan geomagnetik dengan hasil estimasi sumber daya di Blok Kepodang, Bangka Selatan pada area potensi seluas 255 hektare dengan total volume 35 ribu ton lebih.
BACA JUGA:
Sementara itu untuk tahun ini, pihaknya telah meningkatkan kegiatan eksplorasi dari tahap awal menjadi tahapan detail di Bangka Belitung dan akan menambah kegiatan eksplorasi lagi di wilayah Mamuju dan Konawe pada tahun 2024.
"Perusahaan swasta juga sudah terlibat seperti PT Timah, PT Mitra Stania Prima, PT Stanindo Inti Perkasa dan CV Ayi Jaya. Saat ini mereka juga sudah melakukan eksplorasi yang cukup maju," lanjutnya.
Untuk internal, Kementerian ESDM juga sudah melakukan kegiatan terpadu antara Dirjen Minerba dan Badan Geologi dan Puslitbang tekMira sehingga ia mengharapkan kegiatan eksplorasi bisa menjadi lebih terpadu.
"Anggaran juga cukup terbatas untuk eksplorasi sehingga kegiatan Badan Geologi untuk eksplorasi sebagian besar kami dukung dari anggaran Minerba," pungkasnya.