Bagikan:

JAKARTA - Direktur Ekonomi Komisi Persaingan Pelaku Usaha (KPPU) Mulyawan Renamanggala menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan harga bahan pokok jelang bulan Ramadan di sejumlah wilayah Indonesia. Dari pantauan tersebut, mayoritas harga mengalami kenaikan.

Mulyawan juga mengatakan pihaknya mencium adanya potensi persaingan usaha yang tidak sehat. Hal tersebut yang menyebabkan komoditas, seperti minyak goreng mengalami kelangkaan dan harga yang tinggi.

"Kami juga mengidentifikasi potensi perilaku persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan beberapa pihak, itu dapat menyebabkan kenaikan harga dan kelangkaan komoditas," katanya dalam konferensi pers, Jumat, 1 April.

Lebih lanjut, Mulyawan menjelaskan isu persaingan usaha harus diwaspadai karena struktur pasar pada komoditas pangan cenderung oligopoli dan monopoli.

Untuk struktur pasar oligopoli diisi oleh komoditas daging sapi, daging ayam, minyak goreng, bawang putih, gandum, gula dan garam. Sementara, struktur monopoli terjadi untuk komoditas beras, kedelai, bawang merah dan cabai.

"Komoditas yang memiliki struktur pasar oligopoli dan monopoli Ini harganya selalu naik menjelang Ramadan," katanya.

Dari struktur pasar tersebut, kata Mulyawan, ada beberapa isu persaingan usaha yang harus diwaspadai. Pertama, dari sisi produsen adalah kapasitas produksi yang tidak dimaksimalkan. Harapannya adalah stok di pasar tidak terlalu banyak sehingga harga tetap mahal, sebab jika melimpah harga otomatis turun.

"Kami juga melihat produsen dan importir ini meskipun tak melakukan perjanjian tak tertulis untuk mengatur harga, karena struktur pasar oligopoli, pelaku usaha yang dominan ini bisa memberikan sinyal di pasar, ini diikuti pelaku usaha lainnya," ucapnya.

Untuk sisi distributor, mereka merubah kemasan produk karena disparitas harga dengan minyak goreng kemasan itu sangat tinggi. Oleh karenanya, mereka melakukan persaingan tidak sehat dengan harapan bisa menaikkan harga.

Mulyawan juga menyayangkan pemerintah yang dirasa tidak serius dalam menangani persaingan usaha tak sehat ini. Salah satunya hal yang menghambat adalah pemerintah tidak memiliki informasi akurat soal data.

"Ini perlu diperbaiki pemerintah, beberapa tahun lalu pemerintah terlambat menjaga pasokan, sehingga kelangkaan pasokan terjadi," jelasnya.