Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menyepakati lima langkah strategis untuk memperkuat pengendalian inflasi dalam kisaran sasaran 3 persen plus minus 1 persen.

Menurut Airlangga, upaya ini dimaksudkan sebagai upaya antisipasi atas pergerakan harga komoditas yang merangkat naik.

Adapun kelima langkah tersebut adalah memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi, memitigasi dampak normalisasi kebijakan likuiditas global, menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak di level 3-5 persen melalui ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi.

Kemudian, memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat, serta yang terakhir adalah memperkuat koordinasi pemerintah pusat dan daerah.

“Dibandingkan dengan beberapa negara lain yang mengalami peningkatan inflasi, capaian inflasi Indonesia saat ini tergolong cukup terkendali dan patut kita syukuri mengingat tingginya tekanan baik sisi supply maupun demand akibat pandemi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu, 9 Maret.

Airlangga menambahkan, sinergi kebijakan yang ditempuh ini diharapkan dapat semakin mendorong peningkatan daya beli masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional di tengah meningkatnya risiko global.

Lebih lanjut dia menjelaskan jika inflasi yang rendah dan stabil diharapkan bisa mengakselerasi perekonomian serta pertumbuhan yang kuat dan berkesinambungan menuju Indonesia Maju.

“Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus berkoordinasi untuk mitigasi berbagai tantangan pencapaian inflasi tahun 2022 baik yang berasal dari global maupun domestik,” katanya.

“Penguatan program kerja dan strategi kebijakan pengendalian inflasi di pusat - daerah, maupun sinergi komunikasi kebijakan menjadi strategis dalam mendukung pencapaian inflasi nasional tetap terkendali ditengah risiko-risiko yang dihadapi,” tutup Menko Airlangga.