JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022 dengan memanggil sejumlah menteri dan pejabat terkait ke Istana Merdeka, Jakarta.
Nampak Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Marinvest Luhut Binsar Panjaitan, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berada di barisan paling depan bersama Kepala Negara.
Sementara beberapa menteri dan kepala lembaga lain turut memadati ruang rapat Istana. Dalam penjelasan di depan para pembantunya, Presiden menyebut bahwa inflasi merupakan fokus utama dunia saat ini.
“Inflasi sekarang momok semua negara. Inflasi kita 4,9 persen (year on year/yoy), sementara negara lain tinggi-tinggi sekali di atas 6 persen bahkan ada yang 79 persen (Turki),” ujarnya seperti yang disiarkan melalui saluran virtual pada Kamis, 18 Agustus.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Airlangga mengaku laju inflasi yang tengah berada dalam tren peningkatan tinggi.
“Bapak Presiden, dapat kami sampaikan bahwa pengendalian inflasi sedang menghadapi tantangan,” katanya.
BACA JUGA:
Diapun menginformasikan jika target inflasi untuk sepanjang tahun ini telah meningkat dari sebelumnya 3 persen plus minus 1 persen menjadi 4 persen hingga 4,9 persen.
Kemudian, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan jika bank sentral akan terus melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah tekanan inflasi yang terus menguat.
“Ini bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan juga pengendalian inflasi,” tutur dia.
Sebelumnya pada Selasa 16 Agustus, Ketua MPR Bambang Soesatyo Bambang Soesatyo sempat menyinggung pergerakan inflasi yang secara konsisten terus meningkat sejak awal 2022. Bahkan, politisi yang akrab disapa Bamsoet itu mengeluarkan statement jika level inflasi bisa menembus dua digit pada bulan depan.
“Pada bulan September 2022, kita diprediksi akan menghadapi ancaman hiperinflasi dengan angka inflasi pada kisaran 10 hingga 12 persen. Laju kenaikan inflasi, disertai dengan lonjakan harga pangan dan energi, semakin membebani masyarakat, yang baru saja bangkit dari pandemi COVID-19,” katanya dalam pidato Sidang Tahunan MPR.