Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perdagangan menyampaikannya bahwa pasokan minyak goreng di pasaran seharusnya melimpah. Saking banyaknya, diklaim stok minyak goreng di pasaran becek. Hal ini menjawab keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan stok tersebut merupakan hasil kebijakan dari domestic market obligation (DMO). Bahkan, kata Lutfi, distribusi minyak goreng sudah berjalan di 356 kabupaten/kota di Indonesia.

"Kalau kita lihat daripada jumlahnya di lapangan mestinya sudah bukan basah lagi, tapi becek," ujar Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 9 Maret.

Lutfi mengatakan, sejak 14 Februari hingga 8 Maret 2022 total ekspor kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya mencapai 2.771.294 ton dan terdapat 126 penerbitan ekspor dari 56 eksportir.

Sementara, total DMO yang terkumpul 573.890 ton. Sedangkan, total DMO terdistribusi 415.787 ton. Pendistribusian dalam bentuk minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan ke pasar.

"Pendistribusian DMO telah melebihi perkiraan kebutuhan konsumsi satu bulan yang mencapai 327.321 ton," ucapnya.

Menurut data yang dipegang Lutfi, Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penyaluran minyak goreng terbesar yakni 73,6 juta liter. Lalu diikuti Jawa Timur sekitar 71,4 juta liter. Kemudian, DKI Jakarta 57,8 juta liter. Sumatera Utara 49,9 juta liter dan Jawa Tengah 42,9 juta liter.

Secara kabupaten/kota, Jakarta Utara menjadi yang terbesar dengan stok 33,4 juta liter. Kemudian, disusul Kota Bekasi 30 juta liter, Medan 20 juta liter, Surabaya 19 liter dan Jawa Barat 14,9 juta liter.

"Memang persediaannya melimpah," tuturnya.