Emak-Emak Berkerumun di Minimarket karena Sulit Dapat Minyak Goreng, Anak Buah Mendag Lutfi: Tidak Langka, Kalau Tak Mau Antre Beli <i>Online</i> Saja
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perdagangan membantah bahwa minyak goreng kemasan sulit didapatkan di pasaran. Seperti diketahui, masyarakat mengeluhkan kesulitan mendapatkan minyak goreng, bahkan emak-emak banyak yang mengantre di toko-toko ritel untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan membantah bahwa minyak goreng langka di pasaran. Oke menekankan bahwa pasokan minyak goreng tersedia.

"Minyak goreng ini enggak langka, tersedia. Hanya masalah yang dituntut masyarakat itu mana yang Rp14 ribu, mana yang Rp13 ribu, mana yang Rp 11.500," katanya dalam diskusi virtual, Selasa, 8 Maret.

Tak perlu mengantre, kata Oke, minyak goreng pun tersedia di e-commerce. Namun diakuinya, minyak goreng tersebut tersedia dengan harga yang cukup tinggi.

"Kalau harga tinggi banyak (minyak goreng), di pasar manapun harga tinggi pasti ada, kalaupun enggak mau kemana-mana di online harga tinggi ada," ujarnya.

Oke menuturkan sejak penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, distribusi minyak goreng saat ini telah terpengaruh. Ia menegaskan saat ini minyak goreng yang terdistribusi di pasaran adalah minyak goreng harga murah.

Artinya, seharusnya HET minyak goreng sudah berlaku seiring dengan stok minyak goreng yang mudah didapatkan masyarakat.

"Prinsipnya minyak goreng saat ini minyak goreng yang saat ini sudah dikategorikan harusnya minyak goreng murah. Tapi ada yang mempermainkan ini, baik dari alirannya maupun dari harganya," jelasnya.

Dalam mengupayakan harga murah, kata Oke, sejak 14 Februari 2022 lalu, Kemendag telah mengguyur pasokan minyak goreng ke 34 provinsi. Ia menyebut telah menggelontorkan 20 juta liter per hari dan seharusnya minyak goreng banjir di pasaran.

"Dengan asumsi kebutuhan minyak goreng untuk industri mikro kecil dan rumah tangga itu 327 juta liter per bulan kalau normal, artinya sejak tanggal 14 Februari kami sudah gandakan 20 juta liter, banjir harusnya. Karena 20 juta liter perhari dalam 15 hari aja kita sudah bisa meng-ini-kan 370 juta liter," ucapnya.

Oke menjelaskan dengan adanya kebijakan pemerintah ini, harga minyak goreng telah berhasil turun. Namun, penurunan yang terjadi belum sesuai dengan HET yang ditetapkan Kemendag.

Kementerian Perdagangan telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng mulai 1 Februari 2022 yakni harga minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, harga minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan harga minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

"Sekarang sudah turun. Artinya minyak goreng ini sudah masuk dan kelihatan dari indikasi harga rata-rata nasional yang sudah menyentuh Rp16.000 dari sebelumnya Rp20.000 per liter, tapi memang masih ada yang memanfaatkan situasi ini," tuturnya.