JAKARTA - Pemerintah meminta masyarakat untuk tidak belanja berlebihan atau panic buying menyikapi kebijakan minyak goreng satu harga Rp14 ribu per liter. Namun ternyata imbauan tersebut tidak efektif, minyak goreng justru habis terjual di ritel-ritel modern.
Di hari pertama aturan satu harga diberlakukan yakni Rabu, 19 Januari, minyak goreng kemasan sederhana maupun premium habis dalam sekejap diserbu pembeli yang mayoritas adalah kaum emak-emak.
Pantauan VOI, di hari kedua kebijakan minyak goreng satu harga berlaku, di sejumlah rotel modern yakni Indomaret, wilayah Pesanggrahan 2, Jakarta Barat, stok atau persediaan minyak goreng kosong.
Salah satu pegawai mengatakan bahwa para pembeli yang didominasi kaum emak-emak sangat antusias dengan kebijakan tersebut. Sehingga, stok yang ada di toko ludes terjual dalam waktu 2 jam, di hari pertama.
"Sudah habis dari kemarin. Stoknya nggak banyak, karena memang stok yang ada di toko. Biasanya 2 hari sekali masuk barang lagi. Tapi enggak tahu minyaknya ada atau enggak, nanti datang lagi aja," katanya kepada VOI, Kamis, 20 Januari.
Bergeser ke arah Kreo, Tangerang, persediaan minyak goreng pun habis. Berdasarkan pernyataan pegawai yang enggan disebut namanya, sejak pagi tadi sudah terjual 50 pcs minyak goreng.
"Habis minyak gorengnya. Tadi pagi baru buka udah pada ngantre emak-emak, ada 50 pcs. Kemarin (di hari pertama) juga lebih banyak yang beli kurang lebih 100 pcs. Belum tahu masuk lagi kapan, tapi biasanya 2 hari sekali masuk barang," ucapnya.
Salah satu pembeli, Siti (50) mengatakan bahwa dirinya sejak pagi sudah mengelilingi daerah Kreo untuk mencari minyak goreng di ritel modern, namun tidak kunjung mendapatkannya.
"Dari pagi ini saya nyari ke Indomaret, semua kosong. Udah keliling ini nyari enggak dapat. Soalnya kemarin pada berebut semua orang," ucap Siti.
Tak hanya di wilayah Kreo, bergeser ke arah Joglo, persediaan minyak goreng di ritel modern Alfamidi pun ludes terjual sejak kemarin. Salah satu pegawai tidak bersedia disebutkan namanya, menjelaskan bahwa persediaan minyak goreng yang ada di toko tersebut habis terjual dalam satu hari.
"Habis, enggak ada minyak goreng. Udah habis dari jam 20.00 kemarin. Enggak tahu masuknya lagi kapan, mungkin besok," tuturnya.
Dua orang pembeli, Indarti (49) dan Maisaroh (40) mengatakan mereka juga sedang mencari minyak goreng. Namun, dari lima toko yang dikunjungi tak satupun memiliki persediaan minyak goreng.
"Udah keliling ini nyari, kaga dapat. Udah ke Alfamart, Indomaret sebelah, enggak ada. Kemarin saya emang enggak beli, antrenya panjang banget," ucapnya.
Kelangkaan minyak goreng juga terjadi di Depok. Berdasarkan pantauan, ritel modern Indomaret di kawasan Jalan Proklamasi, juga tidak memiliki stok minyak goreng kemasan baik sederhana maupun premium.
"Habis, belum datang lagi. Kan kalau kemarin kita ngabisin stok yang di toko. Habis itu karena kita kan (jual) stok terakhir yang ada di toko. Kita bisanya 2 hari sekali restock," kata salah satu pegawai.
Kondisi yang sama juga terjadi di ritel modern Alfamart di kawasan tersebut. Salah satu pegawai mengatakan penjualan minyak goreng diberlakukan satu orang hanya boleh beli 1 liter. Namun karena yang pembeli yang datang banyak, stok yang ada pun habis terjual.
"Habis. Kan stok kita tinggal dikit, jadi kemarin banyak yang beli. Belinya dibatasin satu orang satu. Paling nanti sore atau besok datang lagi," katanya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kebijakan minyak goreng satu harga bakal berlaku hingga enam bulan ke depan. Setelah enam bulan, kebijakan akan mulai ditinjau apakah perlu diperpanjang atau tidak.
Karena itu, Lutfi pun mengimbau agar masyarakat tidak berbelanja berlebihan atau panic buying menyikapi harga minyak goreng menjadi Rp14 ribu.
"Tidak perlu panic buying atau beli berlebihan karena pemerintah jamin stok dengan harga Rp14 ribu per liter dapat mencukupi pasti kebutuhan masyarakat," ucapnya.
Mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat ini mengatakan bahwa pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS) menambah subsidi sebesar Rp7,6 triliun untuk membiayai penyediaan minyak goreng kemasan.
Lebih lanjut, Lutfi mengatakan pemerintah menyediakan 1,5 miliar liter minyak goreng dalam program minyak goreng satu harga. Adapun langkah ini diambil sebagai upaya pemerintah dalam meredam harga minyak goreng yang melonjak tinggi sejak akhir 2021.
"Sebesar 250 juta liter per bulannya atau setara 1,5 miliar liter selama enam bulan ke depan, kebijakan sudah disosialisasikan kepada semua produsen minyak goreng dan ritel modern. Pada prinsipnya para produsen dan ritel modern mendukung kebijakan pemerintah ini untuk menstabilkan harga minyak goreng," jelasnya.