Sri Mulyani Berkisah jadi Menteri Keuangan: Bercita-cita Guru Hingga Kuliah dengan Mayoritas Laki-Laki
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menceritakan perjalanannya meniti karier hingga akhirnya dipercaya menjadi orang nomor satu dalam mengurusi keuangan negara.

Dalam sebuah seminar virtual yang diinisiasi oleh Bank Dunia (World Bank) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah bercita-cita untuk menjadi Menteri Keuangan. Bahkan, hingga tingkat sekolah menengah atas (SMA), dia masih memandang bahwa berprofesi sebagai tenaga pendidik adalah sebuah hal yang paling masuk akal.

“Dari SMA saya masih mencari apa ya cita-cita saya. Saya ini sebenarnya ingin menjadi guru dan kemudian mengambil jurusan eksakta,” ujarnya pada Senin, 7 Maret.

Menurut Sri Mulyani, situasi berubah ketika menapaki pendidikan tinggi. Dia kemudian memutuskan untuk menempuh jalur pendidikan di bidang ekonomi sebagai bekal ilmu pengetahuan. Ada satu hal yang menarik disini.

Katanya, stigma bahwa kegiatan pembelajaran ekonomi didominasi oleh kaum perempuan akhirnya terbantahkan. Malahan, Sri Mulyani menyebut jika dirinya menjadi minoritas karena kaum laki-laki mendominasi jurusan yang dia ambil.

“Jika orang bilang jurusan ekonomi, akuntansi, dan manajemen kebanyakan perempuan ternyata tidak juga. Apalagi saya mengambil studi (ekonomi) pembangunan yang hampir 90 mahasiswanya adalah mayoritas laki-laki,” tutur dia.

Situasi tersebut melecut Sri Mulyani untuk membuktikan bahwa perempuan juga memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama dengan laki-laki dalam hal prestasi akademik.

Singkat cerita, serangkaian jenjang pendidikan telah diselesaikan hingga sukses meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD) di Amerika Serikat. Panggilan jiwa datang. Sri Mulyani memutuskan pulang ke Tanah Air guna mendarmakan ilmunya kepada masyarakat.

Pada saat itu kebetulan situasi Indonesia sedang penuh gejolak. Peristiwa krisis 1997-1998 yang dipicu dari sektor ekonomi menjadi penyebab. Disinilah kemudian dia menemukan momentum untuk terus berkembang.

“Saat 1997-1998 itu menjadi tempat bagi kita semua untuk bisa mengendalikan krisis. Saya sebagai ekonom muda yang baru kembali ke Indonesia mendapat banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas-aktivitas penanganan krisis, termasuk saat itu melalui Universitas Indonesia,” jelas dia.

Sejak saat itu karirnya terus menanjak. Legitimasi ekonomi Sri Mulyani menjadi paripurna saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono manunjuknya sebagai Menteri Keuangan pada 2005. Sempat undur diri dari kabinet, Sri Mulyani berkancah di jalur internasional.

Dia kemudian diketahui menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2010. Asal tahu saja, Sri Mulyani adalah orang Asia pertama yang bisa menduduki kursi penting ini di Bank Dunia.

Setelah itu, tugas negara kembali memanggil. Dia diberi kepercayaan oleh Presiden Joko Widodo untuk kembali memimpin Kementerian Keuangan hingga saat ini. Sri Mulyani juga dinilai menjadi arsitek besar dari perekonomian Indonesia melalui kebijakan strategis yang tertuang dalam APBN.