JAKARTA - PT PLN (Persero) menggarap ladang panel surya seluas 1,46 hektare di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dari ladang baru tersebut PLN diyakini bisa menghasilkan listrik bersih sebanyak 1,3 megawatt peak (MWp).
PLN menargetkan ladang panel surya tersebut dapat mulai beroperasi secara komersil pada semester pertama tahun ini, demi bisa menambah bauran energi terbarukan sekaligus mendukung komitmen Indonesia dalam percepatan program transisi energi nasional.
"PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Hybrid Selayar adalah langkah awal dari banyak titik yang sedang kami kerjakan. Ke depan, kami akan terus melakukan pembangunan pembangkit listrik yang berbasis pada energi terbarukan,"ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangan resminya, di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Minggu, 6 Maret.
BACA JUGA:
Menurut Darmawan, kehadiran ladang panel surya tersebut bakal meningkatkan potensi berbagai objek wisata sekaligus mendorong kegiatan ekonomi masyarakat Sulsel lewat melalui ketersediaan sistem kelistrikan yang semakin andal.
Guna menggarap ladang baru ini, PLN telah menganggarkan Rp39,5 miliar, yang diproyeksikan dapat membantu perusahaan menurunkan emisi karbon sebesar 1.400 ton karbon dioksida per tahun.
"Selain bertujuan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Pulau Selayar, hadirnya PLTS ini juga dapat mengurangi penggunaan energi fosil dan menekan emisi karbon," tutur Darmawan.
Dengan pengoperasian PLTS di Sulsel ini, lanjuta Darmawan, juga bakal membuat total daya mampu sistem kelistrikan di Selayar sebesar 11,65 megawatt dengan beban puncak 6,4 megawatt. Dengan demikian masih akan tersedia cadangan daya siap pakai sebesar 5,25 megawatt.
"Kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan para stakeholder dalam pembangunan PLTS tersebut, semoga dapat terus berlanjut dalam pengoperasiannya kelak," tegas Darmawan.