Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan ketegangan geopolitik Rusia tidak berpengaruh pada rencana pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur.

Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan Rusia bernama Rosneft. Kilang ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter bahan bakar minyak per hari untuk jenis gasoline dan diesel.

"Kami belum melihat pengaruh ini terhadap proyek Rosneft di Tuban," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangannya dikutip Antara, Selasa 22 Februari.

Selain itu, kilang ini juga akan menghasilkan empat juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4,25 juta ton per tahun.

Tutuka menilai komitmen Rosneft terhadap proyek Kilang Tuban cukup baik. Ia mengakui bahwa tahapan untuk pembangunan kilang tersebut terbilang panjang dan sekarang masih dalam tahap studi dan pembebasan lahan sesuai dengan target yang ditetapkan.

"Progresnya saya rasa cukup baik, sesuai dengan target dan ini dilihat baik oleh Rusia bahwa kita mengerjakan ini dengan kerja sama yang baik," ujarnya.

Proyek Kilang Tuban merupakan proyek strategis karena pembangunan kilang minyak akan terintegrasi dengan petrokimia. Pembangunan kilang bertujuan mewujudkan ketahanan energi nasional, memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi impor.

Selain itu, pemerintah juga telah memberikan alokasi gas domestik dan fasilitasi untuk memberi kemudahan perizinan.

Hingga akhir Desember 2021, kemajuan proyek Kilang Tuban telah mencapai 62,77 persen dalam tahapan penyusunan desain. Pertamina mengklaim angka ini telah melampaui target awal sebesar 56,45 persen.

Penyusunan desain teknis merupakan fase yang krusial dalam pembangunan kilang, karena dari tahapan ini akan didapatkan desain dan spesifikasi kilang secara lengkap sebagai dasar untuk melanjutkan proyek tersebut.