Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kabar terbaru terkait keputusan akhir investasi atau Final Investment Decision (FID) dari proyek grass root refinery (GRR) atau Kilang Tuban.

Menurut Bahlil keputusan akhir investasi Kilang Tuban akan diputuskan pada November 2024.

"Ditargetkan selesai November 2024," ujar Bahlil kepada awak media saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, 18 Oktober.

Menurut Bahlil, hasil ini didapat dari laporan yang diterima dari Pertamina kepada Kementerian ESDM pada dua hari yang lalu atau pada Rabu, 16 Oktober 2024.

"Ini menurut hasil pembicaraan Pertamina kepada ESDM yangg dilaporkan baru 2 hari lalu," sambung Bahlil.

Dikatakan Bahlil, dirinya akan menyelesaikan persoalan teknis Kilang Tuban jika dirinya kembali mendapat mandat untuk menjadi Menteri ESDM di pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, meningat masa jabatannya tersisa dua hari hingga 20 Oktober 2024.

Apalagi, lanjut Bahlil, dirinya juga terlibat dalam proyek ini sejak masih menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Oenanaman Modal (BKPM). Menurutnya, dirinya turut berperan dalam pembebasan lahan, insentif hingga perizinan.

"Secara teknisnya apa persoalannya saya belum mendalami, tetapi kalau katakanlah kepercayaan itu dan amanat itu tetap masih diberikan kepada kami untuk melaksanakan, maka kami pasti akan detailkan apa persoalan,” tambah dia.

Sebelumnya, saat masih menjabat sebagai Menteri Investasi, Bahlil mengungkapkan Rosneft masih menjadi mitra Pertamina dan membantah adanya isu Rosneft hengkang dari GRR Tuban.

Menurutnya, saat ini kedua perusahaan masih melakukan negosiasi ulang untuk mempercepat rampungnya proyek ini.

"(Rosneft) enggak hengkang. Terjadi negosiasi ulang," ujar Bahlil yang dikutip Selasa 30 Juli.

Dikatakan Bahlil, proses negosiasi ulang ini terjadi karena kondisi politik Rusia masih belum stabil.

Sebelumnya, Rosneft menghadapi sanksi internasional akibat perang geopolitik antara Rusia dan Ukraina sehingga kesulitan melakukan pendanaan terhadap proyek strategis nasional tersebut.

Proyek Kilang Tuban ini merupakan proyek milik PT Pertamina (Persero) yang menggenggam 55 persen saham dan Rosneft memegang 45 persen saham.