Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan kelanjutan nasib investor asal Rusia, Rosneft di proyek Kilang New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban masih menunggu keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) pada Maret 2024.

"Dari situ (FID) baru kita lihat bahwa kerja samanya akan diteruskan atau tidak," ujar Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin 12 Februari.

Terkait calon pengganti Rosneft di NGRR Tuban, Tutuka menyebut hal tersebut merupakan keputusan internal perusahaan, yakni PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).

"Masih dalam taraf internal mereka. Masih jauh lah kalau mengatakan engga ada (penggantinya)," sambung Tutuka.

Sementara itu saat dikonfirmasi, Corporate Secretary PT KPI Hermansyah Y. Nasroen mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan proses FID.

Ia juga menegaskan, KPI melalui anak usahanya masih menggandeng Rosneft dalam melaksanakan proyek GRR Tuban.

"Final Investment Decision (FID) saat ini masih dalam progress. Pertamina melalui anak usaha PT KPI, yaitu PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) saat ini masih bersama Rosneft untuk pelaksanaan proyek GRR Tuban," ujar Hermansyah kepada VOI, Senin 12 Februari.

Sebelumnya, Rosneft menghadapi sanksi internasional akibat perang geopolitik antara Rusia dan Ukraina sehingga kesulitan melakukan pendanaan terhadap proyek strategis nasional tersebut.

Proyek Kilang Tuban ini merupakan proyek milik PT Pertamina (Persero) yang menggenggam 55 persen saham dan Rosneft memegang 45 persen saham.