Bagikan:

JAKARTA - Presidensi G20 yang akan digelar di Indonesia akan menjadi momentum penting transisi energi hijau di Indonesia. Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan dengan adanya forum ini membuat Pertamina bisa menarik kerja sama strategis dengan perusahaan lain untuk mencapai targetnya sebagai perusahaan kelas dunia.

"Dengan menggandeng PLN, tentu saja kita sebagai BUMN sekaligus PT, kita akan manfaatkan setiap kesempatan ini apalagi dalam hal menarik strategic partnership," ujarnya dalam DBSI Spring Festival yang dilaksanakan secara virtual, Kamis, 10 Februari

Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia juga memiliki potensi yang besar dalam hal energi terbarukan. G20 menurutnya sejalan dengan 8 langkah strategis transisi energi yang selama ini menjadi komitmen Pertamina.

Di antaranya peningkatan kapasitas pembangkit geothermal, pemanfaatan green hydrogen, pengembangkan ekosistem baterai electric vehicle (EV), meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit EBT, gasification melalui pembangunan pabrik metanol serta pengembangan Dimethyl Ether (DME), membangun green refinery atau kilang ramah lingkungan, pengembangan bioenergy, dan penerapan circular carbon economy di beberapa lapangan exsisting.

"Pertamina memiliki cita-cita untuk menjadi yang terbesar dalam memimpin renewable energy. Indonesia punya potensi geotermal 1 hingga 2 Giga Watt sehingga kita buka kesempatan kerja sama," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini membidik kerja sama strategis agar tercipta proses bisnis yang terintegrasi dan efisien.

"Selain itu tentu juga kita bisa mendapat SDM yang terbaik sehingga sustainable investasi dan green financing bisa kita dapatkan dalam forum ini," pungkasnya.