Bagikan:

JAKARTA - Momentum Presidensi G20 Indonesia coba dimanfaatkan oleh seluruh pengelola kawasan industri di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat memaksimalkan aliran dana investasi yang bisa dibawa masuk ke wilayah tersebut.

Strategi ini menjadi cara baru yang diyakini bakal efektif bagi kalangan pengelola kawasan industri untuk dapat bangkit usai sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19 selama ini.

"Kami manfaatkan momentum presidensi ini untuk menarik lebih banyak lagi investor dari dalam maupun luar negeri, yang diyakini akan menjadi super kontributor bagi pertumbuhan ekonomi yang sempat terpuruk akibat COVID-19," ujar Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Ahmad Fauzie, sebagaimana dilansir Antara, Sabtu, 19 Maret.

Menurut Fauzie, pemerintah Indonesia saat ini sedang berfokus kepada dua hal besar usai pandemi, yaitu pemulihan di bidang kesehatan dan juga di bidang ekonomi.

Karena itu, kawasan industri BUMN mengambil porsi di bidang ekonomi untuk membantu pemerintah, sehingga Presidensi G20 menjadi momentum yang tepat dalam meningkatkan komunikasi dan promosi dengan berbagai tujuan, yaitu menarik investor baik dalam maupun luar negeri.

"Kemudian (pengelola kawasan industri) juga mendukung berbagai program pemerintah dan akselerator dalam kebangkitan dan digitalisasi ekonomi pasca pandemi, serta memberdayakan pelaku UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) serta potensi ekonomi sebagai jaringan pasok bagi kawasan industri," tutur Fauzie

Menurutnya, investasi kawasan industri BUMN pasca pandemi cenderung difokuskan kepada pembentukan kawasan industri baru untuk menampung investasi, pemanfaatan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja, ketertarikan investor asing masuk ke tanah air, dan pembukaan pabrik-pabrik baru dan penyerapan tenaga kerja kembali pasca COVID-19.

Indonesia saat ini memiliki sekitar 120 kawasan industri, dengan enam kawasan merupakan BUMN. Keenam kawasan tersebut meliputi PT Kawasan Industri Medan, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT KIW, PT Kawasan Industri Makassar, PT PDI Pulau Batam, PT Kawasan Berikat Nusantara, serta PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.

"Jadi potensinya lumayan besar dan terbuka di tengah Presidensi G20, karena masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda," ungkap Fauzie.

Diharapkan, nantinya bisa terdapat kegiatan khusus yang mempromosikan kawasan industri BUMN di Indonesia dalam menyambut pertemuan tingkat tinggi G20 di Indonesia akhir tahun ini. "Dengan demikian, G20 di Indonesia tak hanya menjadi perayaan saja, tetapi juga sekaligus bisa mendongkrak investasi domestik," tegas Fauzie.