Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan komitmen Indonesia dalam membangun industri ramah lingkungan dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai bentuk kontribusi Indonesia kepada dunia global guna menurunkan emisi rumah kaca. Ia mendukung inisiatif pembangunan kawasan industri net zero di Sulawesi Tengah, melalui kerja sama antara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dengan Envision AESC Group.

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Envision AESC Group menandatangani Head of Agreement (HoA) di tengah kegiatan United Kingdom (UK)-Indonesia Business Lunch di Bali, pada Minggu, 13 November kemarin.

Penandatanganan HoA ini sebagai titik awal kerja sama kedua perusahaan untuk memulai suatu inisiatif guna mengidentifikasi peluang proyek Kawasan Industri Net Zero di Indonesia.

Kolaborasi ini disebut berpotensi membangun Kawasan Industri Net Zero pertama di Sulawesi Tengah, termasuk bahan baterai hijau untuk melayani pasar global, mengembangkan pembangkit energi hijau, serta menyebarkan dan memanfaatkan solusi digital Net Zero yang komprehensif dari Envision Digital.

"Kementerian Investasi mendukung penuh pengembangan Kawasan Industri Net Zero. Yang perlu ditekankan, proyek ini harus bekerjasama dengan pengusaha lokal di daerah supaya dampak ekonomi dan nilai tambahnya langsung terasa," kata Bahlil dalam keterangan resminya, Senin, 14 November.

Bahlil menyebut Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target net zero emission dan hal tersebut memerlukan upaya konkret, baik dari sisi pemerintah maupun pelaku usaha. Ia juga mendukung proyek pengembangan Kawasan Industri Net Zero di Indonesia yang sejalan dengan program energi hijau pemerintah Indonesia.

Ia juga menekankan kerja sama kedua negara ini merupakan tindaklanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dengan Menteri Investasi Inggris Lord Dominic Johnson pada Oktober lalu di London, Inggris.

Kendati demikian, Bahlil mengatakan yang terpenting dari kerja sama adalah bagaimana mewujudkan hal-hal yang telah disepakati bersama untuk melakukan kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

"Inggris punya teknologi dan kapital yang cukup, Indonesia punya sumber daya alam melimpah dan posisi geopolitik global yang strategis. Penting bagi kami melakukan kolaborasi dengan memanfaatkan potensi masing-masing negara. Tinggal bagaimana kami tingkatkan kerja sama itu," tandasnya.

Sebagai informasi, penandatanganan HoA ini merupakan hasil tindak lanjut dari kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya dalam kunjungan kerja Menteri Investasi ke London pada Oktober lalu. Kerja sama antara VKTR, salah satu anak perusahaan BNBR yang berfokus di bidang teknologi baterai kendaraan listrik (EV Battery) dengan Envision AESC ini diharapkan mampu menciptakan rantai pasok global yang kompetitif dan beragam.

BNBR melalui anak perusahaannya, berminat mengembangkan transportasi elektrik terintegrasi dan ekosistem EV Battery di Indonesia yang mencakup baterai, kendaraan listrik (bus, mobil, dan motor), infrastruktur EV, serta daur ulang baterai.

Sementara, Envision AESC Group selaku perusahaan teknologi baterai terkemuka yang memanfaatkan inovasi berbasiskan Artificial Intelligence of Things (AIoT) pada teknologi baterai dan berbagai aplikasi lintas disiplin, berencana membangun atau mengonversi lokasi manufaktur yang ada untuk menjadi Kawasan Industri Net Zero.

Menteri Investasi Dukung Pembangunan Kawasan Industri Net Zero di Sulawesi Tengah

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan komitmen Indonesia dalam membangun industri ramah lingkungan dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai bentuk kontribusi Indonesia kepada dunia global guna menurunkan emisi rumah kaca. Ia mendukung inisiatif pembangunan kawasan industri net zero di Sulawesi Tengah, melalui kerja sama antara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dengan Envision AESC Group.

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Envision AESC Group menandatangani Head of Agreement (HoA) di tengah kegiatan United Kingdom (UK)-Indonesia Business Lunch di Bali, pada Minggu, 13 November kemarin.

Penandatanganan HoA ini sebagai titik awal kerja sama kedua perusahaan untuk memulai suatu inisiatif guna mengidentifikasi peluang proyek Kawasan Industri Net Zero di Indonesia.

Kolaborasi ini disebut berpotensi membangun Kawasan Industri Net Zero pertama di Sulawesi Tengah, termasuk bahan baterai hijau untuk melayani pasar global, mengembangkan pembangkit energi hijau, serta menyebarkan dan memanfaatkan solusi digital Net Zero yang komprehensif dari Envision Digital.

"Kementerian Investasi mendukung penuh pengembangan Kawasan Industri Net Zero. Yang perlu ditekankan, proyek ini harus bekerjasama dengan pengusaha lokal di daerah supaya dampak ekonomi dan nilai tambahnya langsung terasa," kata Bahlil dalam keterangan resminya, Senin, 14 November.

Bahlil menyebut Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target net zero emission dan hal tersebut memerlukan upaya konkret, baik dari sisi pemerintah maupun pelaku usaha. Ia juga mendukung proyek pengembangan Kawasan Industri Net Zero di Indonesia yang sejalan dengan program energi hijau pemerintah Indonesia.

Ia juga menekankan kerja sama kedua negara ini merupakan tindaklanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dengan Menteri Investasi Inggris Lord Dominic Johnson pada Oktober lalu di London, Inggris.

Kendati demikian, Bahlil mengatakan yang terpenting dari kerja sama adalah bagaimana mewujudkan hal-hal yang telah disepakati bersama untuk melakukan kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

"Inggris punya teknologi dan kapital yang cukup, Indonesia punya sumber daya alam melimpah dan posisi geopolitik global yang strategis. Penting bagi kami melakukan kolaborasi dengan memanfaatkan potensi masing-masing negara. Tinggal bagaimana kami tingkatkan kerja sama itu," tandasnya.

Sebagai informasi, penandatanganan HoA ini merupakan hasil tindak lanjut dari kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya dalam kunjungan kerja Menteri Investasi ke London pada Oktober lalu. Kerja sama antara VKTR, salah satu anak perusahaan BNBR yang berfokus di bidang teknologi baterai kendaraan listrik (EV Battery) dengan Envision AESC ini diharapkan mampu menciptakan rantai pasok global yang kompetitif dan beragam.

BNBR melalui anak perusahaannya, berminat mengembangkan transportasi elektrik terintegrasi dan ekosistem EV Battery di Indonesia yang mencakup baterai, kendaraan listrik (bus, mobil, dan motor), infrastruktur EV, serta daur ulang baterai.

Sementara, Envision AESC Group selaku perusahaan teknologi baterai terkemuka yang memanfaatkan inovasi berbasiskan Artificial Intelligence of Things (AIoT) pada teknologi baterai dan berbagai aplikasi lintas disiplin, berencana membangun atau mengonversi lokasi manufaktur yang ada untuk menjadi Kawasan Industri Net Zero.