Bagikan:

JAKARTA - Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mulai hari ini secara resmi melayani penerbangan internasional regular perdana ke Bali dengan rute Narita-Denpasar di tahun 2022. Penerbangan tersebut sejalan dengan kembali dilayaninya penerbangan internasional melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Penerbangan perdana rute Narita-Denpasar tersebut dilayani dengan armada A330-300. Garuda juga turut mengangkut komoditas kargo dari Jepang sebesar 30 ton yang terdiri dari sparepart konstruksi, otomotif, hingga barang elektronik.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan pengoperasian penerbangan ini sejalan dengan diresmikannya rute penerbangan khusus kargo Denpasar-Narita via Manado yang mulai beroperasi pada Rabu, 2 Februari 2022.

Hal ini diiselaraskan dengan kebijakan pemerintah terkait pembukaan akses pintu masuk internasional Bali mulai tanggal 4 Februari 2022 mendatang.

Diresmikannya rute penerbangan Narita-Denpasar ini merupakan hasil kerja sama antara Garuda Indonesia dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Bali serta Kedutaan Besar RI di Jepang.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa dibukanya kembali layanan penerbangan Narita-Denpasar tersebut merupakan bentuk komitmen Garuda Indonesia sebagai national flag carrier dalam mendukung program pemerintah. Khususnya terkait dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional yang  dioptimalkan melalui penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan yang aman.

Irfan mengatakan penerbangan internasional Narita-Denpasar ini menjadi momentum tersendiri atas akselerasi dan sinergitas seluruh stakeholder penerbangan dalam mendukung kebangkitan sektor ekonomi nasional. Khususnya Bali yang merupakan salah satu kawasan ekonomi terpadu di Indonesia.

"Layanan penerbangan ini merupakan bagian dari upaya kami dalam memaksimalkan potensi pasar Narita, Jepang secara berkesinambungan baik melalui pangsa pasar angkutan kargo yang difokuskan pada angkutan komoditas ekspor unggulan Bali melalui rute khusus penerbangan kargo Denpasar-Manado-Narita, serta angkutan penumpang inbound menuju Indonesia melalui rute penerbangan Denpasar-Narita," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Februari.

Irfan mengatakan pada tahap awal ini, penerbangan Narita-Denpasar akan melayani penumpang yang telah memiliki visa bisnis maupun masyarakat yang telah memenuhi kriteria perjalanan lainnya sesuai dengan ketentuan perjalanan internasional yang berlaku di Indonesia.

"Rute penerbangan Narita-Denpasar tersebut dilayani satu kali setiap minggunya pada hari Kamis, dengan nomor penerbangan GA 881 yang akan diberangkatkan dari bandara internasional Narita pada pukul 09.15 LT dan akan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar pada pukul 16.00 WITA," ucapnya.

Lebih lanjut, Irfan mengatakan penerbangan Narita-Denpasar ini juga tentunya memiliki arti penting terhadap komitmen seluruh pihak untuk bersama-sama terus beradaptasi mengakselerasikan kontribusinya dalam upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah era kenormalan baru ini.

"Komitmen tersebut yang kami hadirkan melalui konsistensi penerapan protokol kesehatan pada seluruh lini operasional layanan kami, yang tentunya turut disinergikan dengan infrastruktur layanan penerbangan bersama pemangku kepentingan terkait," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pembukaan kembali Bali diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi Indonesia sehingga lapangan kerja semakin luas untuk rakyat.

"Saya mengapresiasi maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia yang mulai hari ini secara resmi mulai melayani penerbangan Narita-Denpasar yang dioperasikan dengan armada A330-300. Semoga dengan dibukanya akses pintu masuk Internasional di Bali ini bisa membangkitkan perekonomian kita," ujar Sandiaga.

Menurut Sandiaga, pembukaan rute langsung ke Bali ini menjadi kebijakan yang tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat manfaat, serta dapat memahami kebutuhan masyarakat. Khususnya pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi COVID-19.