Bagikan:

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan segera mengoperasikan kembali rute penerbangan internasional ke Narita, Jepang dan Melbourne, Australia. Langkah ini diambil seiring dengan usainya proses restrukturisasi keuangan perseroan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pembukaan rute internasional tersebut merupakan upaya perseroan untuk menarik wisatawan ke Indonesia sejalan dengan rencana pemerintah Jepang untuk membuka border atau menghapus pembatasan kedatangan.

"InsyaAllah pada 1 November kita akan melakukan penerbangan, membuka kembali penerbangan Narita-Bali sebagai bagian dari upaya kita menyambut keterbukaan border Jepang untuk bisa mengundang kembali wisatawan ke Bali, Jepang," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 20 Oktober.

Setelah pembukaan rute penerbangan Bali-Narita, kata Irfan, Garuda juga akan menghidupkan kembali rute Jakarta-Melbroune. Kemudian, dilanjutkan dengan pembukaan rute Bali-Melbroune.

"Kedua, pada 23 November ada pembuakaan kembali, jadi ini bukan rute baru, ini rute lama Jakarta-Melbourne yang nanti akan dilanjutkan di bulan Desember Bali-Melbourne," ucapnya.

Irfan mengatakan ke depannya Garuda Indonesia akan lebih selektif dalam melayani penerbangan internasional. Kata dia, perseroan akan lebih fokus untuk meningkatkan frekuensi penerbangan domestik. Perseroan juga akan bersinergi dengan anak usahanya, Citilink dalam memaksimalkan potensi pasar domestik.

Sementara itu, Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia Ade R Susardi mengatakan sebagai bagaian dari transformasi bisnis, Garuda Indonesia akan fokus untuk mengoptimalkan pendapatan dari angkutan kargo serta penerbangan umrah.

"Fokus kita terhadap kargo akan tetap seperti sekarang atau malah ditingkatkan karena kita tahu bisnis ini menjadi salah satu penopang bisnis kita di Garuda," katanya.

Nantinya, kata Ade, angkutan untuk kargo akan diskusikan dengan penumpang. Mengingat bahwa seiring dengan peningkatan dari sisi penumpang.

"Memang dalam hal ini kita akan berbagai karena peningkatan juga di sisi penumpang kita mesti melihat kapasitas kargo disesuaikan dengan jumlah penumpang," ucapnya.