Raup Untung Rp58,05 Triliun dari Hasil Restrukturisasi, Garuda Indonesia Siap Akomodir Ketersediaan Armada Jelang Natal dan Tahun Baru
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Selaras dengan implementasi proses restrukturisasi sesuai rencana yang telah disetujui, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen penuh untuk terus melaksanakan transformasi bisnis. Terutama dalam menghadirkan bisnis penerbangan yang jauh lebih sehat, adaptif, dan agile dalam menangkap potensi pasar penerbangan di masa mendatang.

Di antaranya dengan menurunkan lease rate, optimalisasi jumlah dan tipe pesawat, penerapan power-by-hour hingga akhir tahun 2022, optimalisasi jaringan penerbangan, dan optimalisasi peningkatan pendapatan kargo dan ancillary.

"Setelah melewati tahun-tahun yang cukup menantang untuk keluar dari tekanan pandemi COVID-19 selama kurun waktu dua tahun terakhir, tahun 2022 Garuda Indonesia mulai menunjukkan performa kinerja positif khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar 3,76 miliar dolar AS," ucap Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangannya, Jumat 14 Oktober.

Perolehan laba bersih Garuda Indonesia pada semester I itu setara dengan Rp58,05 triliun (kurs Rp15.433 per dolar AS).

Kata Irfan, kinerja positif tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26,1 persen dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11,71 persen, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan. 

Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Garuda Indonesia meraup pendapatan dari restrukturisasi utang senilai 2,85 miliar dolar AS. Pada periode ini, perseroan juga mencatat keuntungan dari restrukturisasi pembayaran senilai 1,34 miliar dolar AS.

Sementara itu, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi.

Irfan menambahkan kinerja operasional Garuda Indonesia yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang positif diharapkan dapat terakomodir secara maksimal terutama jelang periode peak season libur Natal dan tahun baru mendatang, khususnya melalui ketersediaan armada yang beroperasi melalui akselerasi program restorasi armada yang tengah berlangsung.

"Kami percaya, transformasi merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus kami akselerasikan secara berkesinambungan di tengah tantangan fundamental kondisi pandemi, yakni ketidakpastian, yang menuntut sikap adaptif dan resilient dalam mengawal dinamika tantangan industri penerbangan yang masih dibayangi turbulensi, juga dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Garuda Indonesia sebagai national flag carrier," tutup Irfan.

Seperti diketahui, Garuda Indonesia telah mendapat persetujuan untuk melakukan rights issue hingga private placement. Kabar baik itu tertuang dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung hari ini (Jumat, 14 Oktober).

Salah satu rencana penambahan modal perseroan adalah rights issue. Melalui aksi yang juga dikenal dengan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) ini, Garuda Indonesia akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68,07 miliar saham.

Selain itu, perseroan akan melakukan konversi utang kepada kreditur sehubungan dengan Putusan Homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, melalui penerbitan sebanyak-banyaknya 22,97 miliar saham melalui penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.