JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut, telah ada ratusan anak di Indonesia terpapar COVID-19 varian Omicron.
"Jumlah anak-anak usia di bawah 18 tahun yang terpapar Omicron sebanyak 324 orang," kata Nadia dalam pesan singkat, Kamis, 3 Januari.
Sementara, secara total telah ada 3.161 kasus Omicron di Indonesia, dengan rincian 1.661 merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 1.247 kasus transmisi lokal, dan 253 dalam penyelidikan epidemiologi.
"Saat ini sudah ada 1.149 kasus Omicron yang dinyatakan sembuh," ungkap Nadia.
Seiring dengan penyebaran Omicron, tren penambahan kasus harian COVID-19 saat ini terus meningkat. Dalam satu bulan terakhir, kasus seminggu ini COVID-19 naik 40 kali lipat dari minggu pertama Januari 2022
Positivity rate se-Indonesia pada minggu ini juga naik menjadi 3,65 persen. Lonjakan pencatatan kasus memang disebabkan oleh penyebaran varian Omicron. Namun, sebabnya bukan cuma itu. Kata Nadia, lonjakan COVID-19 juga dipengaruhi oleh peningkatan jumlah pemeriksaan atau testing COVID-19.
BACA JUGA:
"Memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ungkap dia.
Nadia menuturkan, jumlah orang yang dites mingguan per tanggal 30 Januari adalah 5,75 per 1.000 penduduk per minggu. Artinya, angka ini jauh di atas anjuran WHO dengan 1 per 1.000 penduduk per minggu.
Peningkatan kuota testing dan tracing ini, lanjut nadia, merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru.
"Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” jelas dia.