Bagikan:

JAKARTA - Ada kabar berembus soal Smartfren yang bakal mengakuisisi startup teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA dari Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Manajemen Smartfren menilai potensi pasar uang elektronik memang besar besar, namun Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys enggan berkomentar terkait kabar dan progres akuisisi DANA.

"Ini karena belum ada satu pengumuman resmi dari pemegang saham," katanya dalam acara Talkshow bertajuk Membongkar Strategi Smartfren di 2022, dikutip VOI, Selasa 1 Februari.

Akan tetapi, Merza melihat bahwa sektor yang digarap oleh DANA potensial. "Kami melihat, uang elektronik mempunyai jalur pemanfaatan di sekitarnya," katanya.

Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi melalui uang elektronik mencapai Rp35,10 triliun per Desember 2021. Angkanya meningkat 58,6 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Transaksi uang elektronik di fintech pembayaran seperti DANA dan OVO mengalahkan perbankan sejak 2019. Pangsa pasar OVO 20 persen atau mengalahkan Bank Mandiri pada 2019. Sedangkan DANA sama dengan BCA, yakni 10 persen.

Merza juga mengatakan, potensi uang elektronik itu bisa disinergikan dengan Smartfren. Sebab, setiap aksi korporasi yang melibatkan startup seperti DANA bertujuan memperkuat ekosistem.

"Jadi, pasti ada korelasi saat Smartfren ambil DANA. Kami mengambil hulunya, hilirnya harus diciptakan," katanya.

Apalagi, Smartfren dan DANA gencar berkolaborasi sejak tahun lalu. Perusahaan telekomunikasi ini meluncurkan kartu perdana khusus yang terintegrasi dengan aplikasi DANA.

"Pelanggan juga bisa mendapatkan paket secara non-tunai (cashless) melalui aplikasi DANA," kata Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim dalam siaran pers, tahun lalu pada 26 September 2021.

Anak usaha Grup Sinar Mas itu baru-baru ini dikabarkan segera mengambil alih DANA dari Emtek. Rumor ini sebenarnya sudah beredar sejak tahun lalu.